Friday, October 30, 2020

Kisah Hatim al-Asham disoal oleh Yahudi.

Kisah Hatim al-Asham disoal oleh Yahudi. 

Hatim al-Asham:

Nama penuhnya ialah Abu Abdirrahman Hatim ibn Alwan. Beliau merupakan tokoh guru besar (Syeikh) Khurasan, murid Syaqiq al-Balkhi, dan merupakan guru kepada Ahmad ibn Khardawaih. Hatim wafat pada tahun 237 Hijrah. Hatim mendapat gelaran al-asham (yang tuli) bukan kerana dia tidak boleh mendengar tetapi pernah suatu hari dia berpura-pura pekak kerana untuk menjaga kehormatan seorang wanita sehingga dia mendapat gelaran al-asham, yang bermaksud ‘yang pekak’.


"Kisah yang dinukil dari Bahagian ketiga daripada sifat ma'ani iaitu ilmu(العلم)"


Lihat Aqidatunnajin fi ilmi usuluddin(عقدة الناجين في علم أصول الدين) oleh Syeikh Zainul Abidin Bin Muhammad Al-Fatani(Tuan Mihal), terjemah dari muqaddimah Syeikh Sanusi kitab Ummu al-Barahin (أم البراهين)



Soal: Daripada apa suatu yang tiada diketahui akan dia oleh Allah Subhanahuwata'ala? 

Jawab:Adapun yang tiada diketahui Allah Subhanahuwata'ala syarik-Nya Dan anak-Nya. Yakni tiada diketahui bagi-Nya ada sekutu dan ada anak. 


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ


Maksudnya:"Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". Al-Ikhlas ayat 1-4


Soal:Daripada apa suatu yang tidak dapat pada Allah Subhanahuwata'ala? 

Jawab: Adapun yang tiada pada Allah itu,  maka iaitu zalim kerana bahawasanya Allah Subhanahuwata'ala tiada menzalimi manusia sesuatu. 


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ


Maksudnya:"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya/menzalimi hamba-hamba-Nya".  Fussilat ayat 46


Soal: Daripada apa suatu yang ditiada didalam perbendaharaan Allah Subhanahuwata'ala? 

Jawab: Adapun yang tiada di dalam perbendaharaan Allah Subhanahuwata'ala itu iaitu papa.  Firman Allah Subhanahuwata'ala, 


وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ


Maksudnya:"Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang fajir/berkehendak (kepada-Nya)".


Dari ayat yang berikut, 


هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ ۖ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ ۚ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ ۚ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ


Maksudnya:"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini".

Muhammad ayat 38.


Soal: Daripada apa suatu yang ditanya akan dia oleh Allah Subhanahuwata'ala daripada hamba-Nya? 

Jawab: Adapun yang ditanyai oleh Allah Subhanahuwata'ala daripada hamba-Nya itu,  maka iaitu memberi hutang,  kerana firman-Nya,  

وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ


Maksudnya:"Dan berikanlah pinjaman/hutang kepada Allah pinjaman yang baik". Muzammil ayat 20


Keterangan:

Maka menamai oleh Allah Subhanahuwata'ala akan sedekah Dan amal orang yang mukmin yang soleh atas harap akan barang yang dijanji-Nya daripada pahala itu hutang kerana dipertaruhkan amal kepapa Allah Subhanahuwata'ala serta barang Yang diharap pahalanya itu dinamakan memperhutangkan. 


Dinukil dari ayat yang berikut, 


۞ إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Maksudnya:"Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Muzammil ayat 20




Mahsyar: Dikumpulkan (مُحۡضَرُونَ) dan dibawa kepada Allah secara berbaris (صَفًّا)

Mahsyar: Dikumpulkan (مُحۡضَرُونَ) dan dibawa kepada Allah secara berbaris (صَفًّا)


Berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar merupakan salah satu dari tahap peristiwa di Hari Kiamat. Di Padang Mahsyar, seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga orang terakhir di dunia, dikumpulkan oleh Allah Subhanahuwata'ala setelah mereka dibangkitkan dari alam barzakh (alam kubur).


Al-Quran menggambarkan situasi saat itu. Di sana, setiap jiwa akan merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya (dahulu) dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa (pelindung palsu) yang mereka ada-adakan. Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala


إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ


Malsudnya:"Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.

Yasin ayat 53


Tafsir Jalalain: إِن كَانَتۡ إِلَّا صَيۡحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمۡ جَمِيعٌ لَّدَيۡنَا (Tiadalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, tiba-tiba mereka semua kepada Kami) di hadapan Kami مُحۡضَرُونَ (dikumpulkan.).


Menurut Tafsir Ibnu Katsir: Adapun firman Allah Subhanahuwata'ala: Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. (Yasin ayat 53) Semakna dengan firman Allah Subhanahuwata'ala. dalam ayat lain:


Sesungguhnya pengembalian itu hanya dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi mahsyar. 

فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ. فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ

Maksudnya:"Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja. Maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.An-Nazi’at ayat 13-14. 


وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Maksudnya:"Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".(An-Nahl ayat 77)


Dan firman Allah Subhanahuwata'ala.


يَوْمَ يَدْعُوكُمْ فَتَسْتَجِيبُونَ بِحَمْدِهِ وَتَظُنُّونَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا


Maksudnya:"Iaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahawa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. Al-Isra ayat 52.


Iaitu sesungguhnya Kami hanya memerlukan sekali perintah saja, maka dengan serta merta mereka semuanya dihadapkan kepada Kami.


Ayat ini menerangkan bagaimana mudahnya bagi Allah untuk membangkitkan seluruh manusia yang pernah ada dahulu sebelum datangnya hari Kiamat. Cukup dengan satu teriakan saja, maka hiduplah kembali seluruh manusia, dan berkumpul di hadapan Allah untuk menerima perhitungan dan keputusan yang adil dari-Nya.


Urusan kejadian Kiamat itu, hanya seperti sekerlip mata atau lebih cepat (lagi). Pada ayat yang lain yang maksudnya sama dengan ayat ini ialah firman-Nya: 


وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Maksudnya:"Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al-Nahl ayat 77.


فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ. فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ


Maka sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). Maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi(Yang baru).Al-Nazi’at ayat 13-14.


Tafsir al-Misbah menyebut bahawa:"Mereka diseru untuk keluar hanya dengan satu panggilan saja. Seketika itu juga mereka pun berkumpul di hadapan Kami untuk mendapatkan perhitungan.


Firman Allah Subhanahuwata'ala, 


وَعُرِضُوا عَلَىٰ رَبِّكَ صَفًّا لَقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۚ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّنْ نَجْعَلَ لَكُمْ مَوْعِدًا


Maksudnya:"Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahawa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian". Al-Kahfi Ayat 48


Menurut Tafsir Jalalain: وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا (Dan mereka akan dibawa ke hadapan Rabbmu dengan berbaris) lafal صَفًّا menjadi Hal; ertinya setiap umat mempunyai barisannya tersendiri, kemudian dikatakan kepada mereka:


لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ (Sesungguhnya kalian datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kalian pada kali yang pertama) ertinya, kalian datang menghadap dalam keadaan sendiri-sendiri, tidak pakai alas kaki, telanjang dan belum dikhitan. Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang mengingkari adanya hari berbangkit


بَلْ زَعَمْتُمْ (bahkan kalian mengatakan bahawa) dan lafal أن adalah bentuk Takhfif daripada أنّ, ertinya bahawasanya أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا (Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kalian waktu memenuhi perjanjian) untuk membangkitkan kalian.


Menurut Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا (“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Rabbmu dengan berbaris.”) Dimungkinkan maksud penggalan ayat ini adalah bahawa seluruh makhluk berdiri di hadapan Allah Ta’ala dalam satu barisan.


Sebagaimana yang difirmankan Allah:


يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا


Maksudnya:"Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar". An-Naba’ ayat 38.


وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا


Maksudnya:"Dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.  Al-Fajr ayat 22.


Firman-Nya: لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ (“Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakanmu pada kali yang pertama.”

Yang demikian itu merupakan kecaman keras bagi orang-orang yang mengingkari akan adanya hari Kiamat, sekaligus sebagai celaan bagi mereka di hadapan para saksi. Oleh kerana itu, Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang ditujukan kepada mereka:


بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا (“Bahkan kamu mengatakan bahawa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagimu waktu (memenuhi) perjanjian". Al-Kahfi Ayat 48


Maksudnya, kamu mengira bahawa hal ini tidak akan terjadi kepada kamu dan tidak juga datang.


Dalam ayat ini Allah Subhanahuwata'ala menerangkan lagi apa yang terjadi pada hari kiamat itu, iaitu malaikat dan manusia dihadapkan kepada Allah dengan berbaris saf demi saf (barisan) seperti dalam solat jamaah, satu sama lain tidak saling menutupi, masing-masing dalam deretannya.


Suasana mereka seperti pasukan di hadapan raja. Lalu Allah menyatakan kepada mereka yang kafir dan ingkar kepada hari kiamat dengan pernyataan yang menggentarkan hati mereka, bahawa mereka didatangkan di hadapan Tuhan tanpa harta dan anak, bahkan tanpa pakaian dan sepatu seperti halnya pada waktu mereka diciptakan pertama kali. Sebagaimana diterangkan Allah pada ayat yang lain dengan firman-Nya:


وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ ۚ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ


Maksudnya:"Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami kurniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahawa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). al-An’am ayat 94.


Tuesday, October 27, 2020

Rahmat yang Agong (rahmat kerasulan) dan kemanisan iman. Serta kewajipan mencintai serta cara mencintai Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam

Rahmat yang Agong (rahmat kerasulan) dan kemanisan iman. Serta kewajipan mencintai serta cara mencintai Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam. 


و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ غَيْلَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ


Maksudnya:"Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun dari Ghailan dari Abdullah bin Ma'bad Az Zimani dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari isnin, maka beliau pun menjawab: "Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu diturunkan atasku." Riwayat Muslim


قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ


Maksudnya:"Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". Surah Yunus ayat 58.


Allah Subhanahuwata'ala memerintahkan kita sebagai umat Islam agar bergembira ketika mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahuwata'ala. Justeru itu, cuba sama-sama kita fikirkan apakah rahmat terbesar dari Allah Subhanahuwata'ala yang diturunkan kepada kita dan juga alam semesta ini seluruhnya?


Oleh itu,  tadabburilah firman Allah Subhanahuwata'ala berikut,


وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ


Maksudnya:"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".al-Anbiya ayat 107


Tentulah rahmat terbesar dan teragung yang Allah Subhanahuwata'ala kurniakan kepada kita itu adalah kerasulan Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam, sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala di dalam Surat Al-Anbiya ayat 107 diatas.


Oleh kerana itu, bergembiralah dan bersyukurlah dengan kelahiran dan perutusan Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam atau Maulidnya pada setiap saat, iaitu tanpa terikat dengan batasan waktu dan tempat. Maulid Nabi dapat dilakukan dimanapun dan bila masapun, tidak terikat oleh waktu mahupun tempat yang tertentu, iaitu sebanyak sedutan dan hembusan nafas. Ini kerana Nabi Sallallahu'alaihiwasallam adalah ikutan dan contoh suri tauladan yang terbaik dalam semua aspek kehidupan. Baik dari sudut aqidah,ibadah,muamalah ekonomi dan kekeluargaan,sosial kemasyarakatan dan juga politik kenegaraan. Sebagaimana anjuran dari Allah Subhanahuwata'ala,


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Maksudnya:"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".Al-Ahzab :21


Perhatikanlah ketika Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam ditanya oleh para sahabatnya tentang puasa di hari isnin, beliau Sallallahu'alaihiwasallam tidak menyatakan tentang kemulian puasa pada hari isnin, akan tetapi Beliau Sallallahu'alaihiwasallam menjawab, bahawa hari isnin adalah hari dimana Beliau Sallallahu'alaihiwasallam dilahirkan.


حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ  سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ


Maksudnya:"Telah menceritakan kepada kami 'Abdur Rahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun dari Ghailan bin Jarir dari 'Abdullah bin Ma'bad dari Abu Qatadah berkata; Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam ditanya tentang puasa hari isnin, beliau bersabda; pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan".Riwayat Ahmad


Justeru itu maka dapatlah kita mengetahui bahwasanya Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam ingin menekankan kepada para sahabat bahawa hari isnin adalah mulia kerana dirinya, sehingga beliau Sallallahu'alaihiwasallam pun bergembira atas hari tersebut dan bersyukur kepada Allah Subhanahuwata'ala atas segala nikmat yang diberkan kepadanya dengan cara berpuasa. Perhatikan firman Allah Subhanahuwata'ala yang berikut,


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ .فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ


Maksudnya:"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu; dan berkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.al-Kautsar ayat 1-3


Oleh itu cintailah Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam dengan penuh jiwa dan raga serta ambillah dan amalkan segala ajaran yang ditinggalkan oleh Baginda Sallallahu'alaihiwasallam untuk kita,


Abdullah bin Hisyam ra, berkata:


كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.


Maksudnya:"Kami mengiringi Nabi Sallallahu'alaihiwasallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Sallallahu'alaihiwasallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Sallallahu'alaihiwasallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Sallallahu'alaihiwasallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.’” Riwayat Bukhari.


Sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,


ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.


Maksudnya:“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, iaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya kerana Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mahu untuk dilemparkan ke dalam api.” Riwayat Bukhari dan Muslim.


Kewajipan dan cara mencintai Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam


Mencintai Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam pada hakikatnya adalah merupakan cinta kepada Allah Subhanahuwata'ala Allah berfirman,


قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ


Maksudnya:"Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". Al-Taubah ayat 24


Allah Subhanahuwata'ala berfirman, 


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Maksudnya:“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Ali ‘Imran ayat 31


Allah Subhanahuwata'ala berfirman:


وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ


Maksudnya:“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” Al-Hasyr ayat 7


Imam Bukhari meriwayatkan, 


عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ


Maksudnya:"Daripada Anas Radiallahuanhu, berkata, Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda: Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga dia lebih mencintai aku daripada kedua orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya". Riwayat al-Bukhari (15)


Mencintai Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam pada umumnya dapat dilakukan sekurang-kurangnya dengan dua cara. 


Pertama, meneledani sikap dan perilakunya serta taat kepada perintahnya.


Allah menjelaskan bahawa Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam adalah suri teladan yang terbaik bagi umat manusia


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Maksudnya:"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".Al-Ahzab :21


Oleh kerananya, sebagai salah satu wujud kecintaan kepadanya,  maka kita wajib melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, dan meneladaninya.


Kedua: Selalu merindukan dan mengingat Beliau Sallallahu'alaihiwasallam.


Orang yang merindukan Rasulullah akan selalu berusaha mengerjakan amalan-amalan yang beliau contohkan agar kelak dapat mendekatkan kedudukannya dengan Rasulullah. Sebagaimana arahan dari Allah Subhanahuwata'ala, 


Allah Subhanahuwata'ala berfirman, 


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Maksudnya:“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Ali ‘Imran ayat 31


Allah Subhanahuwata'ala berfirman:


وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ


Maksudnya:“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” Al-Hasyr ayat 7


Dan juga, seorang yang mencintai Rasulullah akan senantiasa mengingatnya dalam setiap aktivitinya dan selalu membaca selawat atasnya. Mengenai berselawat atas Nabi, Allah Subhanahuwata'ala memerintahkan, 


إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Maksudnya: “Sesungguhnya Allah dan malaikatNya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi (Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam); wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya". al-Ahzab ayat 56.


Syeikh al-Maraghi dalam mentafsirkan ayat ini berkata: Wahai orang beriman, doakanlah supaya Nabi SAW mendapat rahmat, muliakan Baginda walau dengan apa cara yang kamu mampu lakukan. Umpamanya mengikut Baginda secara baik atau mematuhi setiap arahannya. Begitu juga, dengan cara mengucapkan selawat dan salam kepada Baginda dengan lidahmu. [Lihat: Tafsir al-Maraghi, 11/5511]


Daripada Abdullah bin ‘Amr RA, bahawa Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda, 

 

فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا


Maksudnya: “Sesungguhnya barangsiapa yang berselawat ke atasku dengan satu selawat, maka Allah Subhanahuwata'ala akan berselawat ke atasnya dengan sepuluh selawat.” Riwayat Muslim (384)


Daripada Abu Umamah RA, bahawa Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda, 


أَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ؛ فَإِنَّ صَلَاةَ أُمَّتِي تُعْرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً


Maksudnya: “Perbanyakkanlah berselawat ke atasku pada setiap hari Jumaat. Sesungguhnya selawat yang dibaca oleh umatku akan dibentangkan kepadaku pada setiap hari Jumaat. Barangsiapa yang paling banyak berselawat ke atasku, maka dia akan berada paling hampir denganku (di dalam Syurga).” Riwayat al-Baihaqi (5995). Hadith Hasan. Lihat: al-Qaul al-Badi’, 233 oleh Imam al-Sakhawi, Lihat: al-Khasais al-Kubra, 2/457 oleh Imam al-Suyuthi, Lihat: Tuhfah al-Zakirin, 50 oleh Imam Asy-Syaukani, Imam al-‘Ajlouni menghukum sanad hadith ini adalah jayyid (baik). [Lihat: Kasyf al-Khafa’, 1/190]


Menurut Imam al-Syaukani hadith ini menjadi dalil bahawa setiap selawat yang dibaca oleh hamba-hamba Allah akan dibentang di hadapan Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam pada setiap hari Jumaat. [Lihat: Tuhfah al-Zakirin, 50]

Saturday, October 24, 2020

Mahsyar: Hari Keputusan dan pada hari itu manusia bergerak berkelompok (أَفْوَاجًا)

Mahsyar: Hari Keputusan dan pada hari itu manusia bergerak berkelompok (أَفْوَاجًا)


Hari kebangkitan itu pasti akan terjadi pada waktu yang telah ditetapkan oleh Allah Subhabahuwata'ala sebagaimana dalam firman-Nya, 


إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا. يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا


Maksudnya:"Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan.Iaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok". An-Naba ayat 17-18


Firman Allah Subhabahuwata'ala, 


إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا


Maksudnya:"Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan". An-Naba ayat 17


Tafsir Jalalain: إِنَّ يَوۡمَ ٱلۡفَصۡلِ (Sesungguhnya hari keputusan) di antara semua makhluk كَانَ مِيقَٰتًا (adalah suatu waktu yang ditetapkan) waktu yang ditentukan untuk memberi pahala dan menimpakan siksaan.


Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya memberitahukan tentang hari keputusan, iaitu hari Kiamat, dimana hari itu telah ditentukan waktunya dengan pasti, tidak dapat bertambah dan tidak pula berkurang. Dan tidak juga waktunya diketahui secara pasti kecuali oleh Allah.


“يَوْمَ الْفَصْلِ”, (hari Keputusan) iaitu hari kiamat sebagaimana Firman Allah Subhanahuwata’ala, 


وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا هَذَا يَوْمُ الدِّينِ (20) هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ (21) احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ (22) مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ (23) وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ (24


Maksudnya:"Dan mereka berkata:”Aduhai celakalah kita!” Inilah hari pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) kerana sesungguhnya mereka akan ditanya". Ash Shaffaat ayat 20-24.


Imam Qotadah mengatakan bahwa يَوْمَ الْفَصْلِ adalah :


وهو يوم عظَّمه الله، يفصِل الله فيه بين الأوّلين والآخرين بأعمالهم


Maksudnya:"Iaitu hari yang Allah mengagungkannya, Allah memutuskan diantara hambanya yang pertama dan yang terakhir terhadap amalan-amalan yang mereka kerjakan". Lihat Tafsir at-Thabari (24/157).


“مِيقَاتًا” (waktu yang ditetapkan), yakni waktu untuk menetapkan berkumpulnya mereka semua dan waktu pemberian ganjaran dan siksa. Lihat Tafsir al-Mawardiy (6/185).


“يَوْمَ” (iaitu hari), ini adalah sebagai badal atau athof bayan dari يَوْمَ الْفَصْلِ(hari Keputusan ) pada ayat sebelumnya. Lihat Tafsir al-Baidhowi (5/279).

“يُنْفَخُ فِي الصُّورِ” (ditiupkan Sangkakala pada hari itu), telah masyhur bahawa yang meniupkan Sangkakala adalah malaikat Israfil alaihi salam berdasarkan sabda Nabi Salallahu'alaihiwasalam :


وقد أُمِرَ إذا رأى إسرافيلُ قد ضم جناحَه أن ينفخَ فى الصور


Maksudnya:"..sungguh ia telah diperintahkan, yang mana terlihat Israfiil telah mengumpulkan sayapnya untuk meniup الصور (tanduk/sangkakala)”. Riwayat Thabrani dalam “Al Ausath”, dihasankan oleh Imam Al Mundziri dan Imam Al Haitsamiy. 


Allah menerangkan bahawa hari kebangkitan itu pasti terjadi pada waktu yang telah ditetapkan. Pada hari itu diputuskan siksa yang akan diterima orang yang kafir, orang-orang yang durhaka dan melampaui batas, yang tidak mahu mendengar ajakan para rasul yang membawa petunjuk dan kebenaran.


Dijelaskan di sini bahawa neraka Jahanam itu akan menjadi tempat kembali dan disana akan sangat jauh beza nasib dan kehidupan mereka sesuai dengan derajat amal perbuatan mereka ketika di dunia.

Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala yang berikut, 


إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا. لِلطَّاغِينَ مَآبًا. لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابً. لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا. إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا. جَزَاءً وِفَاقًا


Maksudnya:"Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai. lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. selain air yang mendidih dan nanah. sebagai pambalasan yang setimpal". An-Naba ayat 21-26


Allah telah menjadikan hari itu sebagai batas antara dunia dan akhirat, tempat seluruh makhluk akan dihimpun di Padang Mahsyar agar masing-masing dapat melihat dan menyaksikan apa yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia, sehingga orang yang berbuat kebajikan akan menerima pahalanya dan orang yang berbuat kejahatan akan menerima seksaan. Kemudian Allah menerangkan tanda-tanda hari itu dan kedahsyatannya dengan firman-Nya dalam ayat berikut ini. 


يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا


Maksudnya:"Iaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok".An-Naba ayat 18


Tafsir Jalalain: يَوۡمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ (Iaitu hari ditiup sangkakala) menjadi Badal dari lafal يَوْمَ الْفَصْلِ; atau merupakan Bayan daripadanya; yang meniupnya adalah malaikat Israfil فَتَأۡتُونَ (lalu kalian datang) dari kuburan kalian menuju ke Mauqif atau tempat penantian أَفۡوَاجًا (berkelompok-kelompok) secara bergelombang yang masing-masing gelombang berbeza dari gelombang yang lainnya.


Tafsir Ibnu Katsir: يَوۡمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَتَأۡتُونَ أَفۡوَاجًا (“Iaitu hari [yang pada waktu itu] ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.”) Mujahid mengatakan: “Berkelompok-kelompok.” Ibnu Jarir mengemukakan: “Iaitu, masing-masing umat datang bersama Rasulnya sendiri-sendiri.”


Pada hari Kiamat itu, ditiup sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil yang menyebabkan seluruh makhluk akan dibangkitkan kembali, bangkit dari kuburnya masing-masing dan berkumpul di Padang Mahsyar.  


“فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا” (lalu kalian datang berkelompok-kelompok), Imam Mujahid menafsirkan أَفْوَاجًا dengan َزُمَر  (berkelompok berkelompok.Lihat Tafsir ath-Thabari (24/158). 

Peristiwa ini terjadi setelah Malaikat Israfil alaihi salam meniupkan Sangkakala yang kedua kalinya, sebagaimana dalam hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahawa Nabi Sallahu'alaihiwasallam bersabda:


مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ ‏"‏‏.‏ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا قَالَ أَبَيْتُ‏.‏ قَالَ أَرْبَعُونَ شَهْرًا قَالَ أَبَيْتُ‏.‏ قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً قَالَ أَبَيْتُ‏.‏ قَالَ ‏"‏ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً‏.‏ فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ لَيْسَ مِنَ الإِنْسَانِ شَىْءٌ إِلاَّ يَبْلَى إِلاَّ عَظْمًا وَاحِدًا وَهْوَ عَجْبُ الذَّنَبِ، وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


Maksudnya: “Antara dua tiupan (sangkakala) adalah 40. Maka, (ada yang bertanya kepada Abu Hurairah) adakah 40 hari? Abu Hurairah berkata: “Aku enggan menjawab”. Adakah 40 bulan? Beliau berkata: “Aku enggan menjawab”. Adakah 40 tahun? “Aku enggan menjawab” Kemudian Abu Hurairah berkata: Lalu (selepas itu) Allah Subhanahuwata'ala menurunkan hujan. Kemudian (mayat-mayat) akan tumbuh (hidup) kembali seperti tumbuhnya sayuran, tiadalah pada manusia itu sesuatu melainkan reput semuanya kecuali satu bahagian tulang iaitu tulang punggung. Daripada tulang ini akan bercantum semula (manusia itu) pada hari kiamat.”

Riwayat al-Bukhari (4651) dan Muslim (2955)

Dikatakan juga bahawa nanti mereka akan datang setelah tiupan Sangkakala yang kedua dengan para Nabi dan Rasulnya masing-masing, sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala


يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا


Maksudnya:"(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. al-Isra’ ayat 71".




Wednesday, October 21, 2020

Mashyar(محشر): Penyeru yang menyeru.

Mashyar(محشر): Penyeru yang menyeru. 


Pada hari itulah ketika manusia bangkit dari kubur, manusia pun terhairan-hairan, terutama bagi manusia-manusia yang tidak percaya dengan adanya hari kebangkitan. Mereka membantah Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam dan mereka juga metertawakan orang-orang yang beriman ketika orang-orang yang beriman mengikuti Nabi yang mereka cintai Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam dengan menyatakan,


وَضَرَبَ لَنَا مَثَلا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (٧٨)قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (٧٩


Maksudnya:“Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk”. Yaasiin ayat 78-79.


Merekalah manusia-manusia yang percaya akan adanya hari kiamat hanya dibibir saja. Maka, ketika bertemu dengan hari kiamat, mereka pun terkejut dan saling bertanya-tanya diantara mereka.


قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ 


Maksudnya:“Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)”. Yaasiin ayat 52.


Dan terlebih lagi bagi orang-orang kafir. Mereka sangat ketakutan pada hari dimana manusia dibangkitkan dari alam kubur.


مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ 


“Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari yang berat”. Al-Qamar ayat 8


فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (٨)فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (٩)عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (١٠


Maksudnya:"“Apabila ditiup sangkakala, Maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, Bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah”.  Al-Muddatstsir ayat 8-10.


Kenapa berat? Jelas sekali kerana mereka tidak mempunyai persiapan. Dan selama di dunia, mereka pun tidak percaya dengan adanya hari kebangkitan. Mereka tidak percaya dengan adanya hari perhisaban, yang mana yang baik akan di balas baik dan yang buruk akan dibalas buruk. 


فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّىٰ يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ. يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَىٰ نُصُبٍ يُوفِضُونَ. خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۚ ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ


Maksudnya:"Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.  (Iaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia). Dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.

Al-Ma'arij ayat 42-44


وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨


Maksudnya:“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya pula". Al-zalzalah ayat 8.


Dan ketika manusia tidak percaya dengan hari kebangkitan atau mempercayainya hanya di lisan sahaja, maka kebanyakkan dari perbuatan buruk pun akan dilakukannya berbanding hanya sedikit daripada perbuatan-perbuatan baik.


Setelah dibangkitkan dari kubur manusia ketika itu akan bergerak menyambut panggilan  malaikat penyeru, 


وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَكَانٍ قَرِيبٍ. يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ. إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَإِلَيْنَا الْمَصِيرُ


Maksudnya:"Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Iaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari ke luar (dari kubur). Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kami-lah tempat kembali (semua makhluk).(Iaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami". Qaf ayat 41-44


يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ ۖ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا


Maksudnya:"Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. Ta ha ayat 108. 


Sang penyeru memanggil mereka menuju mahsyar untuk berkumpul di hadapan Allah Subhanahuwata'ala. Seluruh manusia dapat mendengar panggilan tersebut. Mereka pun bergegas memenuhinya dengan penuh rasa cemas. Mereka mulai berjalan lurus mengikuti suara sang penyeru tanpa menoleh atau pun berpaling ke arah kanan atau kiri. (Tafsir as-Sa’di hal. 486)    


Pada kelanjutan ayat tersebut Allah menjelaskan tentang keadaan ketika itu, 


وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا


Maksudnya:"Dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. Ta ha ayat 108. 

Yang dimaksudkan bahawa pada hari itu yang terdengar hanyalah suara langkah-langkah kaki menuju padang mahsyar, atau suara bisikan-bisikan pelan semata. Mereka semua terdiam menunggu keputusan Allah. (Tafsir as-Sa’di hal. 486)


وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ. مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ ۖ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ. وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ ۗ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ


Maksudnya:"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?". Ibrahim ayat 42-44


Dalam hadith Abdullah bin ‘Amr RA, Rasulullah Sallahualaihiwasallam bersabda:


ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا ثم لا يبقى أحد إلا صَعِقَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوْ الظِّلُّ -شَكَّ الرَّاوِي- فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ، ثُمَّ يُقَالُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، هَلُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ


Maksudnya:“Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau naungan –perawi ragu–, maka tumbuhlah jasad-jasad manusia kerananya. Lalu ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya dalam keadaan menanti (apa yang akan terjadi). Kemudian dikatakan kepada mereka: ‘Wahai sekalian manusia! Kemarilah kalian semua menuju Rabb kalian’.” Riwayat Muslim. 

Boikot sebagai jihad harta yang merupakan bahagian jihad fi sabilillah ( جهاد فِي سَبِيلِ اللَّهِ) menurut perspektif Islam.

Boikot sebagai jihad harta yang merupakan bahagian jihad fi sabilillah  ( جهاد فِي سَبِيلِ اللَّهِ) menurut perspektif Islam. Secara umumnya...