Wednesday, January 10, 2024

Islam dimusuhi, diperangai dan sebab kemenangan Islam.

Islam dimusuhi, diperangai dan sebab kemenangan Islam.

Islam adalah agama yang mementingkan keharmonian sesama insan. Ajaran Islam menekankan hubungan baik bukan sahaja dengan saudara seagama, malah kepada orang bukan Islam.

Perkataan ‘Islam’ membawa makna penyerahan diri kepada Allah Subhanahuwata'ala. Justeru itu, setiap umat Islam perlu akur bahawa setiap perkara perlu berlandaskan ketetapan daripada Allah Subhanahuwata'ala.


Jika ada umat Islam bertindak menyalahi ketetapan Allah Subhanahuwata'ala, dia tidak lagi menyerahkan dirinya kepada Allah dan ketetapan-Nya.


Muslim yang baik sentiasa menjunjung ajaran Islam dan tidak pernah bertindak melainkan semuanya adalah tindakan yang baik.


عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ


Maksudnya:"Dari Abu Zar ia berkata; Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepadaku, "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah/iringilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta bergaullah manusia dengan akhlak yang baik". Riwayat Tirmizi(1987),Ahmad (20392,20435,20556)


Namun, Allah yang menjadikan manusia serta  menjadikan hati-hati mereka, dan Allah juga mengetahui keberadaan hati-hati manusia yang memusuhi Islam  dan Allah juga tahu akan kebencian dan kedengkian mereka terhadap Islam.


Allah Subhanahuwata'ala  menceritakan kepada kita tentang sikap permusuhan orang-orang kafir kepada kaum muslimin. Ia berfirman,


وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ


Maksudnya:"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sehingga mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya". Al-Baqarah ayat 217.


Berkata Imam Ibnu Katsir dan firman-Nya:

وَلَا یَزَالُونَ یُقَـٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ یَرُدُّوكُمۡ عَن دِینِكُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَـٰعُوا۟ۚ

Maksudnya:"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sehingga mereka dapat mengembalikan kamu dari agama kamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup".

ثم هم مقيمون على أخبث ذلك وأعظمه ، غير تائبين ولا نازعين

Maksudnya:"Kemudian mereka akan terus melakukan perbuatan yang lebih keji tanpa ada keinginan untuk bertaubat dan menghentikan diri".
Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Imam Ibnu Katsir


Sifat ini sangatlah umum kita dapati dari orang-orang kafir. Mereka akan terus memerangi kaum mukminin sehingga mereka (kaum mukminin) murtad dan keluar dari ajaran Islam. Khususnya ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang menggerakkan yayasan-yayasan, menyebarkan propaganda, mengirim misionaris dan doktor-doktor, mendirikan sekolah-sekolah untuk menarik seluruh umat kepada agama mereka, dan memasukkan segala bentuk syubhat ke dalam agama kaum mukminin. Sehingga seorang mukmin tidak mengenali lagi agamanya, bahkan sehingga pada tahapan membenci agamanya sendiri.


Ingatlah, Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah redha, sehingga kita umat Islam mengikuti ajaran mereka. Allah Subhanahuwata'ala berfirman,


وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ


Maksudnya:"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu". Al-Baqarah ayat 120.


Allah mengkhabarkan kepada Rasul-Nya, orang Yahudi dan Nasrani tidak akan redha sehingga kita mengikuti ajaran mereka. Kerana mereka akan terus mengajak untuk mengikuti ajaran mereka dan mereka anggap itulah sebagai al-huda (petunjuk). Bahkan hakikanya, petunjuk Allah adalah ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam, itulah petunjuk yang sebenarnya.


Perlu difahami, ajaran Yahudi dan Nashrani hanyalah mengikuti hawa nafsu semata sehingga disebutkan dalam ayat,


وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ


Maksudnya:"Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu". Al-Baqarah ayat 120.


Maka ayat di atas menunjukkan larangan mengikuti hawa nafsu Yahudi dan Nasrani. Juga dalam ayat itu terdapat larangan untuk tasyabbuh dengan Yahudi dan Nashrani (meniru-niru mereka), begitu pula secara khusus tidak boleh meniru ajaran mereka.


Walaupun larangan di atas ditujukan pada Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam, namun umatnya juga termasuk di dalamnya.


Kebenaran dan kebatilan pastilah akan selalu dalam perseteruan dan perselisihan. Dan ini merupakan sunnatullah kepada umat manusia. Di dalam ketetapan tersebut mengandungi hikmah yang sangat luas. Di antaranya adalah bolehnya berjihad jika telah memenuhi syarat-syaratnya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


Maksudnya:"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". Al-Baqarah ayat 216.


Untuk memperoleh kemenangan dan mendapatkan pertolongan Allah Subhanahuwata’ala, ada beberapa sebab yang dapat diusahakan dan dikerahkan oleh seorang muslim. Kesemuanya itu telah Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an, kitab kita yang penuh kemuliaan.


Pertama: Beriman dan beramal soleh.


Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَكَانَ حَقًّاۖ عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ


Maksudnya:"Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman".  Ar-Rum ayat 47.


Allah Subhanahuwata’ala juga berfirman,


إنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا


Maksudnya:"Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman". Al-Hajj: 38.


Sesungguhnya Allah Subhanahuwata’ala akan senantiasa bersama dengan orang-orang mukmin, membantu mereka, dan menolong mereka. Allah Subhanahuwata’ala juga menjanjikan kepada mereka pembelaan-Nya dan Allah juga berjanji jikalau mereka benar-benar merealisasikan keimanan mereka dalam setiap ucapan dan perbuatan, maka Allah Subhanahuwata’ala tidak akan memberikan peluang kepada orang kafir untuk mengalahkan dan menyakiti mereka. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا 


Maksudnya:"Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman". An-Nisa’ ayat 141.


Jika kaum muslimin mengalami kekalahan di beberapa kesempatan, maka itu disebabkan oleh diri mereka sendiri. Baik itu karena dosa-dosa atau kerana pelanggaran mereka terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana hal ini Allah sampaikan kepada kaum mukminin para sahabat Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam dalam peperangan Uhud,


اَوَلَمَّآ اَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةٌ قَدْ اَصَبْتُمْ مِّثْلَيْهَاۙ قُلْتُمْ اَنّٰى هٰذَا ۗ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اَنْفُسِكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


Maksudnya:"Dan mengapa kamu (hairan) ketika ditimpa musibah (kekalahan pada perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan musibah dua kali lipat (kepada musuh-musuhmu pada perang Badar) kamu berkata, ‘Dari mana datangnya (kekalahan) ini?’ Katakanlah, ‘Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.’ Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu". Ali Imran ayat 165.


Kedua: Menegakkan tauhid, menyembah Allah satu-satu-Nya, dan berlepas dari segala macam bentuk kesyirikan.


Sebab yang akan menghantarkan kaum muslimin untuk mendapatkan kemenangan adalah menegakkan tauhid, menyembah Allah satu-satu-Nya, dan berlepas dari segala macam bentuk kesyirikan.


Termasuk dari kesyirikan yang mesti di hindari adalah riya’ dan mengharapkan dunia dari jihad dan perjuangan yang dilakukan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ


Maksudnya:"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (ria) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah". Al-Anfal ayat 47.


Di dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim juga disebutkan sebuah hadith yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu. Beliau bercerita,


جَاءَ رَجُلٌ إلى النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَقالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، ما القِتَالُ في سَبيلِ اللَّهِ؟ فإنَّ أحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا، ويُقَاتِلُ حَمِيَّةً، فَرَفَعَ إلَيْهِ رَأْسَهُ، قالَ: وما رَفَعَ إلَيْهِ رَأْسَهُ إلَّا أنَّه كانَ قَائِمًا، فَقالَ: مَن قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هي العُلْيَا، فَهو في سَبيلِ اللَّهِ عزَّ وجلَّ.


Maksudnya:"Seorang laki-laki datang menemui Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fisabilillah (di jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang kerana marah dan ada yang kerana semangat?’ Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya, kecuali kerana orang yang bertanya itu berdiri. Beliau lalu menjawab, ‘Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia perperang di jalan Allah ‘Azza Wajalla". Riwayat Bukhari (123).


Ketiga: Bersatu di atas kebenaran dan tidak berpecah belah


Bersatu di atas kebenaran, memperbaiki hubungan yang renggang di antara kaum muslimin dan tidak berpecah belah serta berperang dalam satu panji dan satu kepemimpinan.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ


Maksudnya:"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai". Ali Imran ayat 103.


Allah Subhanahuwata’ala juga berfirman,


فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَصْلِحُوا۟ ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ


Maksudnya:"Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu". Al-Anfal ayat 1.


Di ayat yang lain Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ


Maksudnya:"Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang". Al-Anfal ayat 46.


Keempat: Mempersiapkan kekuatan.


Jalan yang mesti ditempuh oleh seorang mukmin untuk meraih kemenangan adalah dengan mempersiapkan kekuatan sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing.


Islam adalah agama yang kuat. Memerintahkan umatnya untuk mempersiapkan seluruh bentuk kekuatan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِه عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ


Maksudnya:"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya". Al-Anfal ayat 60.


Kelima: Bersabar dalam perjuangan, tidak melupakan kewajiban solat dan senantiasa berzikir mengingat Allah Subhanahuwata’ala.


Bersabar dalam perjuangan, tidak melupakan kewajiban solat dan senantiasa berzikir mengingat Allah Subhanahuwata’ala.


Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَإنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ


Maksudnya:"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan". Ali Imran ayat 120.


Allah Subhanahuwata’ala juga berfirman,


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ


Maksudnya:"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar". Al-Baqarah ayat 153


Terkait dengan solat, Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan kaum muslimin untuk menjaganya dan tidak ada keringanan untuk meninggalkannya, meskipun mereka sedang dalam suasana mencengkam kerana peperangan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ * فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ


Maksudnya:"Peliharalah semua solat(mu), dan (peliharalah) solat wustha (iaitu, salat asar). Berdirilah untuk Allah (dalam solatmu) dengan khusyuk. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka solatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (solatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui". Al-Baqarah ayat 238-239.


Terakhir: Mencintai dan menyayangi kaum mukminin serta berlepas diri dari orang-orang kafir dan zalim. 


Apa yang mesti kita senantiasa  tanamkan kepada diri kita adalah mencintai dan menyayangi kaum mukminin serta berlepas diri dari orang-orang kafir dan zalim. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَمَنْ يَّتَوَلَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَاِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ 


Maksudnya:'Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang". Al-Ma’idah ayat 56.


Jika sikap Wala’ dan Barra’ ini tidak diterapkan oleh kaum muslimin, kemudian mereka berpecah belah dan menjadi kelompok-kelompok kecil, maka akan hilang kekuatan mereka dan kekacauan akan terjadi di atas muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala,


وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِى ٱلْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ


Maksudnya:"Adapun orang-orang yang kafir, sebahagian mereka menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar". Al-Anfal ayat 73.


Semoga Allah Subhanahuwata’ala menguatkan barisan kaum muslimin, menguatkan hubungan di antara mereka, menumbuhkan kasih sayang di antara mereka dan memberikan kemenangan dan pertolongan-Nya kepada kita semua.


Ya Allah, Ya Rabb kami, berikanlah pertolongan-Mu untuk saudara-saudara kami yang sedang berjuang meninggikan kalimat tauhid di mana pun mereka berada. Ya Allah, tulislah kemenangan dan keamanan kepada seluruh kaum muslimin yang berjuang melawan kezaliman orang-orang kafir yang mendustakan-Mu. Sungguh engkau adalah sebaik-baik penolong bagi kami dan saudara-saudara kami.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ





No comments:

Post a Comment

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah.

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah. Kita seharusnya benar-benar menyedari bahawa kita sebenarnya berhadapan dengan dua pilihan jala...