Wednesday, June 14, 2023

Keutamaan Menuntut Ilmu Agama

Keutamaan Menuntut Ilmu Agama

Keperluan pada ilmu adalah lebih besar dibandingkan dengan keperluan kepada makanan dan minuman, sebab kemampuan menyempurnakan urusan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Imam Ahmad mengatakan, “Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. Kerana makanan dan minuman hanya diperlukan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu”.


Apa yang dimaksudkan dengan kata ilmu di sini ini adalah ilmu syar’i. Iaitu ilmu yang akan menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajipannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, hak apa saja yang wajib dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan” (Fathul Baari, 1/92).


Ilmu agama adalah kunci segala kebaikan. Ilmu agama merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tidak sempurna keimanan dan tidak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu agama. Dengan ilmu agama Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu agama pula agama-Nya disebarkan.


Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya mesti dibuktikan dengan melaksanakan kesan dari Islam. Dan untuk melaksanakan kesan-kesan dari pengakuan bahawa kita sudah Islam, itu memerlukan ilmu.


عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ يَرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ


Maksudnya:"Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu anhu yang berkata: “Aku mendengar Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda: Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam)". Riwayat al-Bukhari (2948) dan Muslim (1037).


Penjelasan :

Hadith yang mulia ini menunjukkan agongnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya.


Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadith ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu". Lihat Syarah Sahih Muslim (7/128).


Memahami petunjuk Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Sallallahu‘alaihiwasallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai darjah takwa kepada Allah Azza wa Jalla. 

Lihat kitab Syarah Sahih Muslim (7/128)


Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata: “Dalam hadith ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan keutamaan mempelajari ilmu agama di atas ilmu-ilmu lainnya". Lihat Fathul Baari (1/165).


Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Azza wa Jalla. Lihat kitab Fathul Baari (1/165)


Dari  Anas bin Malik radhiyallahu Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ


Maksudnya:"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim". Riwayat Ibnu Majah (224).


Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim dan  Muslimah. Ketika turun perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang mesti kita lakukan adalah سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا, kami dengar dan kami taat. Selaras dengan firman Allah Subhanahuwata ‘ala,


 إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Maksudnya:"Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (QS. An-Nuur [24]: 51).


Sebagaimana kita memperuntukan waktu kita untuk solat. Apabila jam telah menunjukkan waktu solat pasti kita akan meluangkan waktu untuk solat walaupun  kita sedang bekerja dan pekerjaan kita masih banyak. Kita akan tetap meninggalkan segala aktiviti kita dan segera mengerjakan solat. Maka begitulah sebaiknya yang semestinya kita lakukan dengan hal menuntut ilmu.


Antara kelebihan yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan hadith Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam bagi orang-orang yang menuntut ilmu ini, 


Daripada Abu Hurairah RA, bahawa Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ


Maksudnya: “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah Subhanahuwata'ala akan memudahkan baginya jalan untuk ke Syurga. Tidaklah satu kumpulan berkumpul di dalam sebuah rumah di antara rumah-rumah Allah, membaca kitab Allah (al-Qur’an) dan mempelajarinya sesama mereka melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), diliputi ke atas mereka rahmat dan dinaungi oleh malaikat serta Allah SWT akan menyebut mereka pada malaikat yang berada di sisi-Nya”. Riwayat Muslim (4867)


Makna Hadith:


Di dalam hadith ini mengandungi pelbagai jenis ilmu, kaedah-kaedah dan adab-adab. Antaranya ialah ia menceritakan akan kelebihan keluar menuntut ilmu dan sentiasa sibuk dengan ilmu syar’ie dengan syarat ia niatnya adalah kerana Allah Subhanahuwata'ala. Walaupun syarat ini merupakan syarat untuk setiap ibadat tetapi telah menjadi adat para ulama’ mengikat masalah ini dengannya kerana sebahagian manusia mengambil mudah dan lalai terhadapnya terutama golongan permulaan dan seumpama dengan mereka. Selain itu juga, maksud sabda Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam “Tidaklah satu kumpulan berkumpul di dalam sebuah rumah di antara rumah-rumah Allah, membaca kitab Allah (al-Qur’an) dan mempelajarinya sesama mereka melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), diliputi ke atas mereka rahmat” adalah dikatakan yang dimaksudkan dengan sakinah di sini adalah rahmat. Ini yang dipilih oleh al-Qadhi ‘Iyadh tetapi ia adalah dhaif disebabkan rahmat telah di’athafkan dengan sakinah. Dikatakan juga ia (yang dimaksudkan dengan sakinah) adalah thoma’ninah dan kemuliaan. Ini adalah lebih baik dan ia juga mempunyai dalil atau petunjuk akan kelebihan berkumpul untuk membaca al-Qur’an di dalam masjid. [Lihat: al-Minhaj Syarh Sahih Muslim, 17/21]


Ilmu adalah warisan Para Nabi,


Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadith,


اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ


Maksudnya:"Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bahagian yang cukup". Riwayat Abu Daud, at-Tirmizi dan Ibnu Majah.


Ilmu akan kekal dan akan bermunafaat bagi pemiliknya walaupun dia telah meninggal dunia.


Disebutkan dalam haditth


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Maksudnya:"Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermunafaat, atau anak saleh yang berdoa untuknya". Riwayat Muslim.


Allah tidak memerintahkan Nabi-Nya meminta tambahan selain dari tambahan Ilmu.


 Allah Subhanahuwata'ala berfirman:


وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا


Maksudnya:"Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. Thaaha ayat 114.


Orang yang paling takut pada Allah adalah orang yang berilmu.


Sebagaimana  Allah Subhanahuwata'ala,


إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ


Maksudnya:"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". Fathir ayat 28.


Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Kerana semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agong, Maha Berkuasa, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308.


Para ulama berkata,


من كان بالله اعرف كان لله اخوف


Maksudnya:"Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah". 


Orang yang berilmu Allah akan angkat darjahnya,


 Allah Subhanahuwata’ala berfirman:


 …يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ..


Maksudnya:"…Nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” Al-Mujadilah ayat 11.


Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ


Maksudnya:"Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) nescaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".Al-Mulk ayat 10.


Allah telah memberikan banyak kenikmatan, jika tidak kita gunakan untuk mempelajari firman-firman-Nya maka kita akan menjadi salah seorang dari orang yang Allah abadikan dalam surat Al-Mulk ayat 10 di atas. Semoga Allah memberikah taufiq dan hidayah-Nya kepada kita untuk menuntut ilmu dan mengamalkannya sesuai dengan tuntunan Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam . Aamiin.




 




No comments:

Post a Comment

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah.

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah. Kita seharusnya benar-benar menyedari bahawa kita sebenarnya berhadapan dengan dua pilihan jala...