Wednesday, October 5, 2022

Mengingati mati mengidupkan hati

Mengingati mati mengidupkan hati

Nabi Sallallahu'alaihiwasallam banyak membicarakan tentang kematian kepada para sahabat, sehingga keadaan hati mereka hidup.

Keadaan ini sangat berbeza dengan realiti zaman sekarang. Berapa banyak acara yang dibuat dan usaha yang dirancang untuk mengalih perhatian manusia dari kematian. Padahal kita sangat memerlukannya untuk menyedarkan kita dari kelalaian dan melembutkan hati yang sudah mengeras. 

Jika kita mahu menjawab dengan jujur, siapakah yang lebih memerlukan  pembicaraan tentang kematian, kita ataupun para sahabat Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam? Jawabnya, sudah tentulah kita.


Kematian adalah suatu peristiwa atau kejadian yang amat mengerikan. Peristiwa yang memutuskan seluruh kesenangan dan mengubur seluruh angan-angan. Kematian bererti berpisah dengan orang-orang yang dicintai. Kematian memutus kesempatan beramal, dan menghantarkan ke gerbang hisab.


Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam telah menasihati kita dengan nasihat yang menyentuh hati. Beliau Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda :


أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ


Maksudnya:"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, iaitu kematian. Kerana kematian itu, jika diingat oleh orang yang sedang dalam kesusahan hidup, maka akan dapat meringankan kesusahannya. Dan jika diingat oleh orang yang sedang senang, maka akan dapat membatasi kebahagiaannya itu". . Riwayat ath-Thabrani dan al-Hakim


Mengingat kematian juga dapat menghidupkan hati. Orang yang benar-benar malu terhadap Allah Subhanahuwata'ala tidak akan melalaikan kematian serta tidak akan meremehkan persiapan menghadapi kematian. Sebagaimana disebutkan dalam hadith,


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَحْيُوا مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالْحَمْدُ لِلَّهِ قَالَ لَيْسَ ذَاكَ وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى وَالْبَطْنَ وَمَا حَوَى وَلْتَذْكُرْ الْمَوْتَ وَالْبِلَى وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ


Maksudnya:"Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda: “Hendaklah kamu benar-benar malu kepada Allah!”. Kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, al-hamdulillah kami malu (kepada Allah)”. Beliau Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda, “Bukan begitu (sebagaimana yang kamu sangka). Tetapi (yang dimaksudkan) benar-benar malu kepada Allah adalah engkau menjaga kepala dan isinya, menjaga perut dan apa yang berhubungan dengannya; dan hendaklah engkau mengingat kematian dan kebinasaan. Dan barangsiapa menghendaki akhirat, dia meninggalkan perhiasan dunia. Barangsiapa telah melakukan itu, bererti dia telah benar-benar malu kepada Allah Azza wa Jalla". Riwayat Tirmizi (2458); Ahmad (3662).


Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam tidak membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Bila ada kesempatan, Beliau Sallallahu‘alaihiwasallam akan mengingatkan para sahabatnya tentang kematian dan berbagai rentetan persistiwa yang akan mengiringinya.


عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّ قَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا


Maksudnya:"Dari al-Bara’ Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Kami bersama Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam pada (penguburan) suatu jenazah, lalu Beliau Sallallahu‘alaihiwasallamam duduk pada tepi kubur, kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu beliau bersabda: “Wahai saudara-saudaraku! Bersiap-siaplah untuk yang seperti ini !”. Riwayat Ibnu Mâjah (4190)


Ziarah kubur, menyaksikan jenazah, melihat orang sakarat, merenungkan peristiwa sakaratul maut, merenung wajah mayat setelah matinya, akan mengekang jiwa dari berbagai kesenangannya serta akan mengusir kegembiraan hati.


Orang yang mempersiapkan diri menghadapi kematian, dia akan beramal dengan bersungguh-sungguh dan memendekkan angan-angan. Orang yang hidup dengan sentiasa mewaspadai akhir kehidupannya, dia akan menjalani kehidupan dengan mempersiapkan diri, sehingga ketika kematian menjelang, dia tidak menyesal atau kalau pun menyesal tetapi tidak keterlaluan.


Kehidupan di dunia ini terbatas waktunya dan pasti akan berakhir. Orang-orang soleh akan mati, begitu juga orang-orang jahat. Orang-orang bertaqwa akan meninggal, begitu juga yang bergelumang dengan dosa.


Para pahlawan dan mujahid, para penakut dan orang yang lari meninggalkan medan jihad, semua akan mati. Orang-orang mulia yang hidup untuk akhirat dan orang-orang tamak yang hidupnya hanya untuk kesenangan dunia, semuannya tidak akan luput dari kematian.


Orang-orang yang memiliki cita-cita tinggi atau hidup hanya untuk syahwat dan perut, semuanya pasti dicabut nyawanya.


Allah Subhanahuwata'ala berfirman:


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ


Maksudnya:"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati". Ali Imran ayat 185.


Semua makhluk yang bernyawa akan mengalami kematian. Ia merupakan hakikat, namun manusia selalu berusaha untuk lari darinya. Kematian merupakan hakikat yang boleh menundukkan:


-Keangkuhan orang-orang yang bersombong

-Penentangan orang-orang yang menyimpang.

-Kezaliman para thagut yang mengangkat dirinya sebagai tuhan yang harus ditaati.


Kematian merupakan hakikat yang akan dialami oleh semua yang bernyawa, bahkan para Nabi dan Rasul. Allah berfirman.


وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ


Maksudnya:"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?". Al-Anbiya’ ayat 34


Kematian merupakan realiti yang terdengar sepanjang zaman dan di setiap tempat. Dia terdengar di telinga Dan masuk ke pemikiran semua orang yang berakal dan mengetuk hati semua orang yang hidup. Dia membisikan bahawa semua orang akan mati, kecuali Zat yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan.


كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ


Maksudnya:"Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Al-Qashash ayat 88


Kematian merupakan realiti yang tidak mungkin dapat dihindari. Allah Subhanahuwata’ala berfirman.


قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


Maksudnya"Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Al-Jum’ah ayat 8


Kematian itu pasti akan menemui kamu, walaupun di mana saja kamu berada. Orang-orang kuat,orang muda, orang cerdas dan genius, pemimpin,pembesar,orang fakir dan rakyat jelata semua akan mati

Orang yang menangis kerana kematian orang yang dicintai, dia juga akan membuat orang lain menangis ketika mana dia mati. Semua pembawa berita kematian, dia juga akan diberitakan kematiannya. Semua harta simpanan akan binasa. Semua yang disebut-sebut akan dilupakan.


Tidak ada yang kekal selain Allah.Jika ada orang yang merasa tinggi, maka Allâh Subhanahuwata’ala lebih tinggi.


كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ.وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ


Maksudnya:"Semua yang ada di bumi itu akan binasa.Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan". Al-Rahman ayat 26-27


Orang yang hidup pasti akan mati dan orang yang mati akan hilang dari kehidupan. Semua yang akan datang pasti akan tiba waktunya. Kehidupan yang hakiki akan dimulai setelah kematian. Persiapkanlah segala sesuatu untuk bekal menjalani kehidupan yang sebenarnya. Amal kebaikan, itulah bekal menghadap Allah Azzawajalla.


مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ


Maksudnya:"Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allâh itu, pasti datang. Al-Ankabut 5



No comments:

Post a Comment

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah.

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah. Kita seharusnya benar-benar menyedari bahawa kita sebenarnya berhadapan dengan dua pilihan jala...