Wednesday, November 29, 2023

Benarkah cinta kita kepada Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam?

Benarkah cinta kita kepada Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam?


Ketakwaan yang sempurna adalah dengan mentaati Allah dan rasul-Nya secara keseluruhan. Allah Subhanahuwata'ala berfirman,


وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ


Maksudnya:"Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, takut kepada Allah, dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan". An-Nur ayat 52.


Diantara amalan hati yang paling agong yang dapat kita persembahkan kepada Allah Subhanahuwata’ala adalah rasa cinta kepada Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam. Kecintaan yang menumbuhkan rasa semangat di dalam mengikuti setiap jejak langkah beliau, mentaati seluruh perintahnya, menyebarkan sunnahnya, serta menjauhkan diri dari apa-apa yang beliau larang.


Kita tidak akan dapat merasai kemanisan iman, kecuali dengan benar-benar mencintai Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam dengan sempurna. Di dalam Ash-Shahihain, terdapat hadith yang diriwayatkan oleh sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


ثَلَاثٌ مَن كُنَّ فيه وجَدَ حَلَاوَةَ الإيمَانِ: أنْ يَكونَ اللَّهُ ورَسولُهُ أحَبَّ إلَيْهِ ممَّا سِوَاهُمَا، وأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إلَّا لِلَّهِ، وأَنْ يَكْرَهَ أنْ يَعُودَ في الكُفْرِ كما يَكْرَهُ أنْ يُقْذَفَ في النَّارِ.


Maksudnya:"Tiga hal yang barangsiapa memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. 1) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya, 2) mencintai seseorang semata-mata kerana Allah, dan 3) benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka". Riwayat Bukhari (16) dan Muslim (43).


Seorang muslim tidak akan sempurna imannya, kecuali jika ia benar-benar mencintai Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam. Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


لا يُؤمِنُ أحَدُكم حتَّى أكونَ أحَبَّ إليه مِن وَلَدِه ووالدِه والنَّاسِ أجمعينَ


Maksudnya:"Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga diriku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia". Riwayat Bukhari (15) dan Muslim (44)


Mencintai Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam merupakan salah satu pokok keimanan yang berhubung erat dengan kecintaan kita kepada Allah Subhanahuwata’ala. Bahkan Allah Subhanahuwata’ala  mengancam sesiapa sahaja yang mendahulukan kecintaannya kepada hal-hal yang secara naluriah dicintai oleh manusia daripada kecintaannya kepada Nabi Muhammad Sallallahu‘alaihiwasallam, baik berupa kecintaan kepada sanak saudara, harta benda, ataupun tanah air, dan yang semisalnya. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ


Maksudnya:"Katakanlah, ‘Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sehingga Allah memberikan keputusan-Nya". At-Taubah ayat 24.


Pada suatu hari, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam,


يا رَسولَ اللَّهِ، لَأَنْتَ أحَبُّ إلَيَّ مِن كُلِّ شَيْءٍ إلَّا مِن نَفْسِي


Maksudnya:"Wahai rasulullah, dirimu lebih aku cintai dari apapun, kecuali diriku.”

Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


لَا، والَّذي نَفْسِي بيَدِهِ، حتَّى أكُونَ أحَبَّ إلَيْكَ مِن نَفْسِكَ


Maksudnya:"Tidak, demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sehingga aku lebih engkau cintai bahkan dari dirimu sendiri.”

Maka Umar pun menjawab,


فإنَّه الآنَ، واللَّهِ، لَأَنْتَ أحَبُّ إلَيَّ مِن نَفْسِي


Maksudnya:""Demi Allah, Sesungguhnya sekarang dirimu lebih aku cintai bahkan daripada diriku sendiri.”

Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam pun mengatakan,

الآنَ يا عُمَرُ.


Maksudnya:"Sekarang ya Umar (Imanmu telah sempurna)". Riwayat Bukhari (6632)


Perhatikanlah! Bagaimana pengajaran Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam kepada Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu?! Pengajaran bahawa kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya mestilah lebih diutamakan, bahkan melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri.

 

Kecintaan kita kepada Rasulullah akan membawa kita lebih dekat dengan beliau Sallallahu‘alaihiwasallam dan akan bersamanya di akhirat kelak.


Suatu hari telah datang seseorang menemui Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, bilakah kiamat akan terjadi?”

Beliau menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?”


Laki-laki itu menjawab;


مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ


Maksudnya:"Aku belum mempersiapkan banyak, samaada ianya solat, puasa, ataupun sedekah. Namun, aku hanya mencintai Allah dan rasul-Nya".


Beliau Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


أنْتَ مع مَن أحْبَبْتَ


Maksudnya:“Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai". Riwayat Bukhari (6167) dan Muslim (2639)


Sungguhnya suatu keutamaan yang besar bagi siapapun yang mencintai Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam dan mahu mengikuti petunjuknya. Dengan rasa cinta ini serta rasa semangat untuk mengikuti beliau, maka kita semua berpeluang untuk bersamanya di syurga kelak.


Ada beberapa tanda yang dapat kita wujudkan agar kecintaan kita kepada Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam adalah sebuah kecintaan yang benar. Tanda-tanda yang akan membezakan dan memperlihatkan siapakah  yang jujur dan tepat di dalam mencintai nabinya dan siapa pula yang hanya mengaku-aku saja.


Tanda pertama: 


Beriman kepada Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam dan membenarkan seluruh khabar yang datang darinya, baik itu yang bersumber dari Al-Qur’an mahupun yang berupa hadith-hadith beliau Sallallahu‘alaihiwasallam.


Allah Ta’ala berfirman,


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا


Maksudnya:"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” An-Nisa ayat 136.


Tanda kedua: 


Menjunjung tinggi dan memuliakan beliau serta memuliakan sunah-sunah dan ajaran beliau Sallallahu‘alaihiwasallam.


Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ ، لِّتُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِه وَتُعَزِّرُوْهُ وَتُوَقِّرُوْهُۗ وَتُسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا


Maksudnya:"Sesungguhnya Kami mengutus engkau (Muhammad) sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar kamu semua beriman kepada Allah dan rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya pagi dan petang". Al-Fath ayat  8-9.


Di ayat yang lain Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِه وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ 


Maksudnya:"Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung". Al-A’raf ayat  157


Rasa cinta akan memunculkan pengagongan. Pengagongan yang akan membuat seseorang merasa marah apabila orang yang dicintainya tersebut dihina dan dicela.


Tanda ketiga: 


Melaksanakan seluruh perintahnya dan meninggalkan apa-apa yang dilarangnya.


Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاِنَّمَا عَلٰى رَسُوْلِنَا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ


Maksudnya:"Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang". At-Tagabun ayat 12.


Di antara wasiat beliau kepada umatnya yang hidup di akhir zaman adalah berpegang teguh kepada sunnah dan berhati-hati dari perkara bid’ah, mengadakan hal-hal baru dalam peribadatan dan ibadah, samada itu membuat prosesi tertentu atau meyakini adanya keutamaan tertentu dari perbuatan bid’ah yang ia lakukan. Kerana mengadakan hal-hal baru terkait ibadah akan menghantarkan seseorang ke dalam kesesatan. Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


إنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ


Maksudnya:"Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah oleh kalian perkara (agama) yang diada-adakan kerana setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah kesesatan". Abu Daud (4607) dan Ahmad (17185)


Tanda keempat:


Memperbanyak selawat serta salam kepada beliau Sallallahu‘alaihiwasallam,


Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan untuk melakukan perkara tersebut dalam firman-Nya,


إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،


Maksudnya:"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” Al-Ahzab ayat  56.


Konsep mengenai cinta kepada Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam telah mengalami perubahan dan pergeseran. Di zaman para sahabat dahulu kala, mereka memaknai kecintaan kepada Rasulullah dengan mengutamakan cintanya kepada beliau melebihi kecintaan mereka kepada hal-hal yang lainnya serta mengikuti sunnah beliau dalam segala hal.


Pecinta dan pengagong Rasulullah yang sebenar adalah mereka yang senantiasa mengagongkan sunnah-sunnahnya, menjalankan apa-apa yang menjadi syariatnya, serta mengikuti jejak beliau dalam setiap perkataan mahupun perbuatan.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ





No comments:

Post a Comment

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah.

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah. Kita seharusnya benar-benar menyedari bahawa kita sebenarnya berhadapan dengan dua pilihan jala...