Wednesday, August 9, 2023

Sangat cepat masa berlalu.

Sangat cepat masa berlalu.

Singkatnya waktu yang kita rasakan merupakan salah satu dari tanda-tanda kecil dekatnya hari kiamat sebagaimana yang pernah Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam katakan,


لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ


Maksudnya:"Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan. Setahun bagaikan sebulan. Sebulan bagaikan seminggu. seminggu bagaikan sehari. Sehari bagaikan sejam. Dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma". Riwayat Ahmad (10943).


Maka,alangkah bahagianya bagi siapa sahaja yang telah bersegera memperbanyakan ketaatan, berlumba-lumba dalam kebaikan, berusaha mengangkat darjat pahalanya, dan berusaha agar Allah Subhanahuwata’ala mengampuni dosa-dosanya, serta dapat mengambil pelajaran dari setiap perkara yang telah Allah takdirkan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ


Maksudnya:"Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)". An-Nisa’ ayat 44.


Alangkah senangnya bagi siapa saja yang mengisi hari-harinya dengan mengerjakan perintah Allah, memenuhi bulan-bulannya dengan menjawab panggilan solat, dan mengorbankan tahun-tahun kehidupannya di dalam ketaatan kepada Allah Subhanahuwata’ala disertai dengan keikhlasan dan kesedaran bahawa inilah tujuan diciptakannya manusia di bumi ini sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala,


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ


Maksudnya:"Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". Az-Zariyat ayat 56.


Dan juga firman-Nya,


وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ


Maksudnya:"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas, menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan solat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)". Al-Bayyinah ayat  5.


Hak Allah Subhanahuwata’ala ke atas hamba-Nya adalah mengurniakan nikmat yang begitu banyak kepada hamba-Nya. Diantara nikmat yang telah Allah berikan, adalah kesempatan hidup hingga detik ini dalam keadaan yang baik yang sewajibnya disyukuri segala nikmat tersebut serta memuji-Nya di atas segala kemulian-Nya. Kerana rasa syukur menyebabkan bertambahnya kenikmatan dan mencegah dari penderitaan. Alangkah baiknya jika manusia selalu meresapkan dan memateri dengan kuat di dalam hatinya firman Allah Subhanahuwata’ala,


وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ


Maksudnya:"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, nescaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat". Ibrahim ayat 7.


Saat seorang muslim bersyukur, maka kebaikannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan di saat ia kufur terhadap nikmat Allah, maka bahayanya pun akan kembali ke atas dirinya sendiri. Kerana sesungguhnya Allah Subhanahuwata’ala Maha kaya, tidak memerlukan sesuatu apapun dari seluruh alam ini. Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ


Maksudnya:"Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha kaya, Maha Terpuji". Luqman ayat 12.


Tidak ada yang menjadi tugas kita, Selain dari tugas memuji Allah di atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Pujian kita kepada-Nya menandakan kesyukuran dan keredaan kita di atas limpahan rezeki-Nya, dan tidak ada balasan dari keredaan seseorang kepada Allah, kecuali kemenangan yang besar. Lihatlah bagaimana Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam mengajarkan kepada kita untuk reda kepada Allah Subhanahuwata’ala dengan sentiasa memuji-Nya atas segala limpahan nikmat dan kurnia-Nya kepada kita. Bahkan, terhadap makanan dan minuman yang kita makan setiap harinya,


إنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ العَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا


Maksudnya:"Sesungguhnya Allah reda kepada hamba yang memakan makanan lalu memuji Allah atas makanan itu, atau minum lalu memuji Allah atas minuman itu". Muslim (2734)


Di antara kemuliaan seseorang, apabila dia berada di saat penghujung sebuah waktu, adalah dengan meluangkan waktunya seorang diri untuk mengintrospeksi dan mengoreksi dirinya atas amalan apa yang telah diperbuat dan amalan apa yang telah terlewat. Demikian juga dengan waktu yang telah Allah berikan, sudahkah ia memunafaatkan ataukah ia sia-siakan. Kerana Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam pernah bersabda,


الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ 


Maksudnya:"Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah". Riwayat Tirmizi (2459), beliau mengatakan hadith ini hasan.


Imam Tirmizi mengatakan, “Maksud sabda Nabi ‘Orang yang mempersiapkan diri’ adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum dihisab pada hari kiamat.


Kunci kesuksesan generasi terdahulu mahupun generasi yang akan datang adalah dengan tidak menunda-nundakan dalam beramal. Apa yang boleh kita kerjakan di hari tersebut, maka tidak kita tinggalkan untuk dikerjakan esok harinya. Kerana kita tidak tahu apa yang akan terjadi di esok hari sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala,


وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا


Maksudnya:"Tidak ada satu jiwa pun  yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok". Luqman ayat 34.


Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam juga bersabda,


اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ


Maksudnya:"Rebutlah (munafaatkan) dengan baik lima perkara sebelum (datangnya) 5 perkara, iaitu: (1) Masa mudamu sebelum (datang) masa tua. (2) Masa sihatmu, sebelum (datang) masa sakit. (3) Masa kayamu sebelum datang masa fakir. (4) Masa luangmu, sebelum datang masa sibuk. (5) Masa hidupmu sebelum (datang) kematian". Al-Hakim  (7846) dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (10248) dengan sanad yang sahih.


Baginda juga bersabda,


بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا


Maksudnya:"Bersegeralah melakukan amalan soleh sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Iaitu, seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di petang hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang petang hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya sedikit kerana dari keuntungan dunia".  Muslim (118)


Di antara lain, kunci sukses dalam beramal adalah membuat perencanaan untuk waktu yang akan datang, sebagaimana rencana beramal kita pada tahun depan, sehingga kehidupan kita lebih berjadual dan lebih tertib.


Orang yang berakal adalah yang dapat menambah kuantiti serta kualiti ibadahnya setiap harinya. Ada sebuah ungkapan yang sangat indah,


مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ كَنَدَمِي عَلَى يَوْمٍ نَقَصَ فِيهِ أَجَلِي، وَلَمْ يَزْدَدْ فِيهِ عَمَلِي


Maksudnya:"Sungguh aku tidak pernah menyesali sesuatu melebihi penyesalanku pada hari di mana umurku berkurang, namun amalanku tidak bertambah".


Peningkatan sesuatu itu tidak hanya dalam kuantitinya sahaja, akan tetapi boleh saja berupa peningkatan dalam kualiti. Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam pernah bersabda,


إِنَّ اللهَ ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ


Maksudnya:"Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menyukai jika salah seorang kalian mengerjakan sesuatu, dia mengerjakannya dengan bersungguh-sungguh (profesional)". Riwayat Thabrani (275) dan As-Suyuti (1855), hasan. 


Amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahuwata’ala adalah yang dikerjakan secara konsisten walaupun jumlahnya sedikit. Hal ini tentu saja menunjukkan bahawa agama lebih mengutamakan kualiti sebuah amalan berbanding dengan kuantitinya.


Allah Subhanahuwata’ala berfirman,


لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا


Maksudnya:"Supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya".  Al Mulk ayat 2.


Dalam ayat tersebut Allah Subhanahuwata’ala tidak berfirman, ‘yang paling banyak amalannya".


Semoga Allah menetapkan kita sebagai salah seorang dari hamba-Nya yang dapat bersyukur, mengisi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah Subhanahuwata’ala, konsisten di dalamnya dan tidak menunda-nundakannya. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang lebih mengutamakan kualiti amal daripada kuantitinya, iaitu beramal dengan ikhlas mengharap reda Allah dan sesuai dengan tuntunan serta petunjuk dari Nabi-Nya Sallallahu‘alaihiwasallam.




No comments:

Post a Comment

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah.

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah. Kita seharusnya benar-benar menyedari bahawa kita sebenarnya berhadapan dengan dua pilihan jala...