Wednesday, October 19, 2022

Jauhi dari Zina

Jauhi dari Zina Dari segi bahasa (etimologi), zina mempunyai beberapa pengertian, diantaranya: فجور (kekejian/maksiat) dan ضيق (penyempitan). Ada yang mengatakan “زنا زناءن”, ertinya masuk dan sempit. Kata ini juga digunakan sebagai sebutan untuk perbuatan selain persetubuhan dengan wanita yang bukan isterinya. Menurut istilah syarak, zina adalah menyetubuhi wanita di kemaluan tanpa akad nikah yang sah. Zina juga digunakan sebagai kata yang mengandung erti menyetubuhi wanita tanpa akad syar’i. Inilah yang dimaksud oleh keumuman nas yang menyinggung tentang zina. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا Maksudnya:"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk". al-Isra ayat 32. Zina adalah jalan yang paling keji. Zina adalah perbuatan yang kotor, moral yang paling buruk, serta akhlak yang paling rendah dan buruk. Zina adalah suatu perbuatan yang sangat memalukan, menjijikkan dan moral yang paling rosak. Allah Subhanahuwata'ala menyebutkan وَلَا تَقْرَبُوا الِـزّنَـى yang bermaksud "dan janganlah kamu mendekati zina". Akan tetapi Allah tidak berfirman, وَلَا تَـزْنُـوْا “Jangan berzina!”. Ini kerana Allah Subhanahuwata'ala hendak menutup rapat jalan-jalan yang membawa kepada perbuatan zina. Allah Subhanahuwata'ala melarang mendekati jalan-jalan menuju zina, walau apapun bentuknya. Semua jalan atau sebab yang membawa kepada perzinaan wajib ditutup dan dilarang. Misalnya dengan menonton tayangan yang membuka aurat, membaca majalah-majalah atau buku-buku porno, khalwat (berduaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram), dating, berdua-duaan seorang lelaki di rumah bersama pembantu perempuannya atau bentuk-bentuk khalwat lain walaupun pada asalnya berniat baik seperti menghantarkan seorang wanita ke tempat tertentu, sering menelefon dengan perempuan atau sebaliknya, ber'chatting', facebook, dan beragam sarana lainnya yang akhirnya akan menjerumuskan manusia kepada perzinaan. Kemudiannya Allah Subhanahiwata'ala menyebutkan, إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا Maksudnya:"(Zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk" Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya menyatakan bahawa yang dimaksud dengan lafazh ‘فَاحِشَةً’ adalah ‘ذنبا عظيما’, iaitu dosa yang besar. Allah Subhanahuwata'ala berfirman : وَذَرُوا ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَكْسِبُونَ الْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا يَقْتَرِفُونَ Maksudnya:"Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Sungguh, orang-orang yang mengerjakan (perbuatan) dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan". Al-An’am ayat 120 Maksud dari firman Allah Subhanahuwata'ala وَذَرُوا ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُ , yang bermaksud:“tinggalkanlah dosa yang terlihat ataupun yang tersembunyi”, Yakni perbuatan maksiat, baik yang dilakukan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi. Sebahagian ahli tafsir menafsirkan bahawa “dosa yang nampak” maksudnya berzina dengan pelacur. Dan yang “tersembunyi” maksudnya berzina dengan kekasih atau teman wanita.Dikatakan oleh Ikrimah bahawa “dosa yang nampak” adalah menikahi mahram (misalnya, menikahi kakak atau adik perempuan, atau ibu). Lihat Tafsîr Ibni Katsir, III/323. Agama Islam secara tegas melarang perzinaan. Zina adalah perbuatan keji atau kotor yang membawa kepada kebinasaan. Zina merupakan perbuatan yang benar-benar keji dan koto, dan hal ini diakui oleh setiap orang yang berakal. Perbuatan zina menurunkan kadar keimanan seorang muslim, sehingga seperti akan keluar dari hatinya. Rasulullâh Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda, إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الْإِيْمَـانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّـلَّـةِ ، فَإِذَا انْقَلَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الْإِيْمَـانُ Maksudnya:"Apabila seseorang berzina maka imannya akan keluar di atasnya seolah-olah sebuah naungan. Jika ia kembali (bertaubat), maka imannya akan kembali". Riwayat Abu Daud (4690) Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan: يُنْزَعُ مِنْهُ نُوْرُ الْإِيْمَانِ فِيْ الزِّنَا Maksudnya:"Dicabut nur (cahaya) keimanan dalam perbuatan zina". Diriwayatkan oleh al-Bukhari, lihat Fat-hul-Bari, XII/58. Rasulullâh Sallallahu'alaihiwasallam juga bersabda, لَا يَـزْنِـيْ الزَّانِـيْ حِيْـنَ يَـزْنِـيْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَسْـرِقُ السَّارِقُ حِيْـنَ يَسْـرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَشْرَبُ الْـخَمْرَ حِيْـنَ يَشْـرَبُـهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَـنْـتَهِبُ نُـهْبَـةً ذَاتَ شَرَفٍ يَـرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ فِـيْـهَا أَبْصَارَهُمْ حِيْـنَ يَـنْـتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ Maksudnya:"Tidaklah berzina seorang pezina, ketika berzina ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang pencuri, ketika ia mencuri dalam beriman, tidaklah seorang peminum khamr, ketika ia meminumnya ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang yang menjarah suatu jarahan yang berharga yang disaksikan oleh manusia, ketika ia menjarahnya dalam keadaan beriman". Riwayat Bukhari (2475, 5578, 6772) Penzina ghairu al-muhsan yang tsabit dengan kesalahan zina akan dihukum hadd. Sebagaimana umum dari firman Allah Subhanahuwata'ala, الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ Maksudnya: “Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina sebatlah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali sebatan". Al-Nur ayat 2 Penzina muhsan yang tsabit dengan kesalahan zina akan dihukum hadd. Sebagaimana umum dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam, عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَشْهَدُ لَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الشَّيْخُ وَالشَّيْخَةُ إِذَا زَنَيَا فَارْجُمُوهُمَا الْبَتَّةَ Maksudnya:"Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata; aku bersaksi telah mendengar Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Orang laki-laki dan perempuan tua apabila berzina, maka rajamlah dia". Riwayat Darimi(2220) Zina tidak hanya terbatas pada kemaluan, namun pandangan, pembicaraan, dan pendengaran juga disebut zina sebab semua itu dapat mengundang zina yang sebenarnya. Oleh kerana itu, Baginda Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda: فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُـمَـا النَّظَرُ ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُـمَـا الْاِسْتِمَـاعُ ، وَالـِلّسَانُ زِنَاهُ الْـكَلَامُ ، وَالْيَـدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْـخُطَى ، وَالْقَلْبُ يَـهْوَى وَيَتَمَنَّى ، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَ يُـكَـذِّبُـهُ Maksudnya:" ….. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah dengan meraba atau memegang , zina kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah menginginkan dan berangan-angan, lalu semua itu dibenarkan (direalisasikan) atau didustakan (tidak direalisasikan) oleh kemaluannya". Riwayat Al-Bukhari (6243), Muslim(2657) Lelaki dan wanita mesti menundukkan pandangan, firman Allah Subhanahuwata'ala, قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ Maksudnya:"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Al-Nur ayat 30. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Maksudnya:"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Al-Nur ayat 31. Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda, النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُوْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيْسَ، فَمَنْ غَضَّ بَصَرَهُ عَنْ مَحَاسِنِ امْرَأَةٍ لله أَوْرَثَ الله قَلْبَهُ حَلاَوَةً إِلىَ يَوْمِ يَلْقَاهُ Maksudnya:"Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita kerana Allah, nescaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya". Riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak,V:313. Bila seseorang sering memandang wanita maka boleh merubah hatinya, akalnya, ibadahnya, dan lain-lainnya. Sesungguhnya perbuatan zina selalu diawali dengan pandangan, pembicaraan, dan sentuhan.


No comments:

Post a Comment

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah.

Dua kemampuan bagi menggapai Husnulkhatimah. Kita seharusnya benar-benar menyedari bahawa kita sebenarnya berhadapan dengan dua pilihan jala...