Wednesday, November 17, 2021

Akhir Zaman: Antara pemimpin yang الْمُضِلِّينَ (menyesatkan) dan Dajal.

Akhir Zaman: Antara pemimpin yang الْمُضِلِّينَ (menyesatkan) dan Dajal.

Keberadaan para pemimpin yang  rosak akhlak, zalim, jahil lagi menyesatkan(الْمُضِلِّينَ) sangat dibimbangi oleh Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Bahkan fitnah yang ditimbulkannya lebih menakutkan daripada fitnah Dajjal. Abu Zar radhiyallahu 'anhu pernah pertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam,


عَنْ أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ كُنْتُ مُخَاصِرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا إِلَى مَنْزِلِهِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِي مِنْ الدَّجَّالِ فَلَمَّا خَشِيتُ أَنْ يَدْخُلَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَيْءٍ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِكَ مِنْ الدَّجَّالِ قَالَ الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ


Maksudnya:"Dari Abu Tamim Al Jaisyani dia berkata, Aku mendengar Abu Zar berkata, "Aku berjalan dengan menggandeng tangan Rasulullah ﷺ menuju rumah beliau, lalu aku mendengar beliau bersabda, "Selain Dajal ada yang lebih aku takuti atas umatku, " beliau mengucapkannya tiga kali, maka aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, sesuatu yang lebih engkau takuti menimpa umatmu selain Dajjal itu apa? ' beliau menjawab, "Para pemimpin yang menyesatkan". Riwayat Ahmad(20335), Sahih.


Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menjelaskan bahawa Beliau sangat takut dan bimbang terhadap umatnya dari para pemimpin yang menyesatkan, ulama yang terpesong dan mereka yang jahil lagi munafik.


ِ عَنْ زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ قَالَ قَالَ لِي عُمَرُ هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الْإِسْلَامَ قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ


Maksudnya:"Dari Ziyad bin Hudair ia berkata, " Umar radhiallahu'anhu telah berkata kepadaku: 'Apakah kamu tahu apa yang dapat menghancurkan Islam itu? ', perawi berkata, 'aku menjawab: aku tidak tahu', ia (Umar radhiallahu'anhu) berkata, 'Yang dapat menghancurkan Islam adalah tergelincirnya seorang ulama`, perdebatan orang munafik berdasarkan Al-Qur'an, dan hukum para pemimpin yang menyesatkan". Riwayat Al-Darimi(216)


الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ (para pemimpin penyesat umat) termasuk di dalamnya para umara (pemimpin/pemerintahan), ulama, dan ahli ibadah. 


Para umara tersebut adalah mereka yang menerapkan hukum dengan selain hukum Islam, bertindak zalim, diktator dan kejam, dan tidak menunaikan hak-hak rakyat.


Para ulama yang menjadi pemimpin menyesatkan kerana mereka menyembunyikan ilmu dan merubah-rubahnya. Suka mencari atau mengakali dalil untuk kepentingan syahwatnya atau kepentingan para pemimpinnya.


Sedangkan para ahli ibadah yang menjadi pemimpin yang menyesatkan adalah kerana mereka suka membuat tata cara ibadah yang tidak selari dengan syarak  lalu mereka ditiru dan diidolakan. Apalagi jika mereka pula memotivasikan umat untuk melaksanakannya. Akibatnya, dia sesat dan menyesatkan manusia. Keberadaan mereka itulah yang menyebabkan Islam akan roboh.


Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda,


عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ


Maksudnya:"Dari Tsauban bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya yang aku takutkan terhadap umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan". Riwayat Darimi(2634),Ahmad(21359)


Jika pemimpin dan penguasa seperti itu sifatnya, maka semua urusan akan jungkir balik. Akibatnya, pembohong dipercaya, orang jujur didustakan, penghianat diberi amanah, orang terpercaya dikhianati dan didustakan, orang bodoh berbicara, orang alim dipenjara dan dilarang berbicara. 


Nabi Sallallahu'alaihiwasallam tidak pernah memberikan kekuasaan untuk memegang urusan masyarakat kecuali kepada orang paling baik dan paling mengerti, demikian pula yang dilakukan para khalifah sesudahnya.


Mereka adalah dari kalangan para pemimpin yang takut kepada Allah dan memiliki sifat amanah, mengasihi rakyat dan tidak suka hidup mewah, menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan


Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dari Hudzaifah rahimahullaah bahawa Nabi Sallallahu'alaihiwasallam bersabda kepada penduduk Najran,


عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ أَهْلُ نَجْرَانَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا ابْعَثْ لَنَا رَجُلًا أَمِينًا فَقَالَ لَأَبْعَثَنَّ إِلَيْكُمْ رَجُلًا أَمِينًا حَقَّ أَمِينٍ فَاسْتَشْرَفَ لَهُ النَّاسُ فَبَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ


Maksudnya:"Dari Hudzaifah radhiallahu'anhu dia berkata, "Orang-orang Najran pernah datang kepada Rasulullah ﷺ seraya berkata; 'Ya Rasulullah, utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dipercaya.' Rasulullah ﷺ bersabda, "Sungguh aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Para sahabat merasa Ingin tahu dan akhirnya menunggu-nunggu orang yang dimaksud oleh Rasulullah itu. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah". Bukhari (4030)


Ini berbeza dengan keadaan di akhir zaman, kepemimpinan umat dipegang oleh para pendusta, jahat, lagi hina, tidak berilmu dan tidak bertakwa. Dan ini merupakan sebahagian dari tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat.


Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda,


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ


Maksudnya:"Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, "Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara." Lalu beliau ditanya, "Apakah Ruwaibidlah itu?" beliau menjawab, "Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum". Riwayat Ibnu Majah(4026)


Dan dalam hadith Jibril yang panjang, Nabi Sallallahu'alaihiwasallam menjelaskan tentang dekatnya kiamat dengan terzahir banyaknya pemimpin yang hina,


وَلَكِنْ سَأُحَدِّثُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا وَإِذَا كَانَتْ الْعُرَاةُ الْحُفَاةُ رُءُوسَ النَّاسِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا


Maksudnya:"...Tetapi akau akan sampaikan kepadamu tentang tanda-tandanya, yaitu apabila hamba wanita melahirkan tuannya, maka itu bahagian dari tanda-tandanya. Dan apabila orang-orang yang tidak berpakaian dan tidak beralas kaki menjadi pemimpin manusia, maka itu bahagian dari tanda-tandanya...". Riwayat Muslim (10)


عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكُونَ أَسْعَدَ النَّاسِ بِالدُّنْيَا لُكَعُ ابْنُ لُكَعٍ


Maksudnya:"Dari Hudzaifah bin Al Yaman berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi hingga orang yang paling bahagia di dunia adalah Luka’ bin Luka". Riwayat Tirmizi(2135) 


Dan dalam riwayat Thabrani, dari riwayat Abu Zar, dari Nabi Sallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda,


لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَغْلِبَ عَلَى الدُّنيا لُكَعُ بْنُ لُكَعٍ


Maksudnya:"Hari kiamat tidak akan terjadi hingga yang berkuasa di dunia ialah Luka’ bin Luka’".


Luka’ menurut bangsa Arab ertinya budak. Ada juga yang mengertikan kotoran. Kemudian kata ini digunakan untuk menunjukkan kebodohan dan kehinaan orang jahil dan tercela. Kadang-kadang kata Luka’ juga digunakan untuk anak kecil. Dan jika digunakan untuk orang dewasa, maka yang dimaksud adalah orang yang kecil ilmu dan akalnya. (Lihat: Nihayah fi Gharib al-Hadith, Ibnu Atsir: 4/268)


Pemimpin yang tidak memikirkan hal rakyat dan tidak menunaikan hak-hak mereka. Malah sebaliknya, ia gemar menumpukkan kekayaan dan membangun istananya. Dan dosanya diparahkan lagi  dengan memusuhi kaum muslimin yang istiqamah memegang agamanya dan berusaha menghancurkan Islam sampai akar-akarnya.


Sebagaimana hadith yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Huzaifah mengenai hadith diangkatnya amanah,


حُذَيْفَةُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ……...

لَا يَكَادُ أَحَدٌ يُؤَدِّي الْأَمَانَةَ حَتَّى يُقَالَ إِنَّ فِي بَنِي فُلَانٍ رَجُلًا أَمِينًا حَتَّى يُقَالَ لِلرَّجُلِ مَا أَجْلَدَهُ مَا أَظْرَفَهُ مَا أَعْقَلَهُ وَمَا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْإِيمَانٍ….  


Maksudnya:"Hampir-hmapir tidak ada seorangpun yang melaksanakan amanah sehingga dikatakan, ‘sesungguhnya di tengah-tengah Bani fulan ada seorang laki-laki yang sangat amanah’ sehingga dikatakan kepada seseorang, ‘alangkah sabarnya, alangkah cermatnya, alangkah pandainya,’ padahal di dalam hatinya tidak ada iman walaupun seberat biji sawi".  Bukhari(6016)


No comments:

Post a Comment

Boikot sebagai jihad harta yang merupakan bahagian jihad fi sabilillah ( جهاد فِي سَبِيلِ اللَّهِ) menurut perspektif Islam.

Boikot sebagai jihad harta yang merupakan bahagian jihad fi sabilillah  ( جهاد فِي سَبِيلِ اللَّهِ) menurut perspektif Islam. Secara umumnya...