Amal Jariyah(عمل جارية) dan jenisnya.
Secara etimologi amal jariyah berasal dari bahasa Arab iaitu "عمل" yang bererti perbuatan dan kata "جارية" yang bererti mengalir.
Amal jariah bererti perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, meskipun ia telah berada di alam akhirat. Pahala dari amal perbuatan tersebut terus mengalir kepadanya selama orang yang hidup mengikuti atau memanfaatkan hasil amal perbuatannya ketika di dunia. Di sinilah kelebihan dari amal jariyah dari amal-amal yang lain yang hanya diberi balasan sekali dalam satu perbuatan.
Amal jariyah memberikan kebaikan dan keberkatan kepada orang yang melakukannya meskipun dirinya sudah meninggal.Sebagaimana maksud dari hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ
Maksudnya:"Abu Hurairah radhiallahu'anhu bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; Sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak soleh yang mendoakannya". Riwayat Tirmizi(1297)
Dalam erti kata lain, amal jariyah ini merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang demi kebaikan dan kemaslahatan di jalan Allah, walaupun ketika dirinya sudah tidak ada dan meninggal sekalipun, namun amalan dari perbuatannya itu tetap akan membuahkan pahala. Iaitu, selama apa yang dibuatnya berguna dan bermanfaat kepada orang lain, maka selama itu pula orang tersebut akan mendapat pahala dari Allah.
Jika dipandang dari sisi hakikat amal jariyah pula , maka akan ditemui banyak hakikat amal jariyah jika didasarkan pada ayat-ayat Al Quran mahupun hadith yang membahas masalah amal ini.
Beberapa ayat al-Quran dan hadith sebagai dalil yang membahaskan mengenai hakikat amal jariyah adalah seperti berikut:
1-Kebajikan yang sempurna,
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Maksudnya:"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya". Ali Imran ayat 92.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahawasannya seseorang belum sampai pada kebaikan yang benar-benar sempurna jika orang tersebut belum menafkahkan harta yang dicintai olehnya di jalan Allah.
Pada dasarnya, salah satu bahagian dari amal jariyah adalah menafkahkan harta yang baik. Ketika seseorang telah melakukan hal tersebut, maka kebajikannya sudah disempurnakan.
2-Amal yang Ikhlas dan hanya mengharapkan reda Allah semata-mata.
Sesuatu boleh dikatakan sebagai amal jariyah jika seseorang yang melakukan perbuatan baik itu melakukannya dengan ikhlas. Tanpa mengharapkan untuk mendapatkan balasan dari manusia, apatahlagi mengungkit-ngungkit kembali pemberian. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Maksudnya:"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". Al-Baqarah ayat 262.
Berdasarkan ayat di atas setiap amal jariyah yang dilakukan, maka sebaiknya seseorang itu tidak menyebut atau mengungkit pemberiannya itu.Apalagi jika hal tersebut dilakukan akan menyakiti perasaan orang yang menerima pemberian tersebut. Orang yang melakukan amal jariyah juga adalah orang yang tidak merasa takut atau bimbang jika wangnya atau hartanya, atau rezekinya akan berkurang.
Setiap amal yang diperbuat adalah kerana dan untuk Allah semata-mata. Atau dengan erti kata lain seseorang yang melakukan amal jariyah, adalah melakukan semua amal tersebut atas nama Allah.
Juga bukan sebab ada perasaan sombong kerana ingin menampakkan dirinya terlihat baik di mata orang lain, atau untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bahkan ianya adalah sebenar-benarnya dilakukan hanya untuk mengharap keredaan Allah Subhanahuwata'ala.
Hendaklah kita sedar bahawa setiap amal jariyah yang dilakukan pada hakikatnya adalah milik Allah, juga pada setiap harta yang kita dimiliki terdapat bahagian orang lain yang harus haknya.
Seseorang itu belum boleh dikatakan melakukan amal jariyah jika di dalam hatinya masih ada rasa riya, sombong, dan sebagainya yang mana semuanya boleh memutuskan pahala dan sebaliknya pula akan menjadi dosa.
3-Amal Jariyah dengan ganjaran Pahala berlipat kali ganda.
Seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Maksudnya:"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui".Al- Baqarah ayat 261.
Pada ayat di atas memberikan penjelasan mengenai ganjaran pahala yang akan diberikan kepada orang-orang yang mahu membelanjakan hartanya di jalan Allah. Allah Subhanahuwata'ala membuat perumpaan seperti sebutir benih yang boleh menumbuhkan hingga tujuh tangkai, dan setiap satu tangkainya tumbuh seratus biji.
Itu bererti setiap satu kebaikan atau satu amal yang diperbuat oleh seseorang, akan menghasilkan 7 pahala dan 7 pahala tersebut akan menghasilkan 100 pahala dari setiap satunya. Jika didharabkan, maka seluruh pahala yang akan diperolehi sehingga 700 pahala.
4-Merupakan tanda kesyukuran terhadap Allah Subhanahuwata'ala.
Makna yang mendasari amal jariyah ini ialah bentuk ungkapan rasa syukur seseorang terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah kepada dirinya. Sepertimana yang kita ketahui bahawa Allah telah memberikan nikmat yang banyak tidak terhingga kepada kita.
Bahkan dengan setiap tarikan nafas yang dihembuskan pada setiap detik pun adalah merupakan sebuah nikmat yang tidak terhingga. Melakukan amal jariyah, bererti kita mensyukuri atas kehidupan yang Allah berikan.
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Maksudnya:'Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, nescaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Nahl ayat 18
Dengan perbuatan kecil yang dilakukan, yang kesemuanya dilakukan berlandaskan atas ketakwaan terhadap Allah Subhanahuwata'ala, maka ianya merupakan amalan yang sampai bilapun tetap akan mendatangkan pahala kepada orang yang melakukannya.
Apalagi jika orang yang diberi bantuan dalam apapun bentuknya dan masih mengingati serta masih merasakan manfaatnya, maka pahala itu akan terus menerus mengalir. Itulah kenapa, ketika kita ingin membuktikan tanda syukur maka lakukanlah amalan-amalan baik kepada sesama manusia.
5-Amal Jariyah penghapus dosa
Amal jariyah sebagai penghapus kesalahan dan dosa seperti firman Allah Subhanahuwata'ala dalam surah Al-Baqarah ayat 271,
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Maksudnya:"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebahagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Al-Baqarah ayat 271.
6-Amal Jariyah banyak jenisnya.
Setiap perbuatan dan amalan soleh yang dilakukan oleh setiap Muslim walau sekecil apapun , maka Allah Subhanahuwata'ala tetap akan memperhitungkannya sebagai amalah yang akan dicatat dan dibalas dikemudian hari sebagaimana dasar hukum islam . Sebagaimana dalam Firman Allah Subhanahuwata'ala :
فَمَن يَّعمَل مِثقَالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَّرَه
Maksudnya “Maka Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar Zarrah, nescaya dia akan melihat (Balasan) nya". Al- Zalzalah ayat 7.
Berikut adalah contoh amal jariyah yang boleh dilakukan oleh setiap muslim agar dapat menjadi bekal di akhirat nanti:
1-Menyebarluaskan ilmu yang dimilki agar bermanfaat untuk orang lain, baik itu melalui pendidikan secara formal atau bukan secara formal.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Maksudnya:"Dari Abu Hurairah, bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermunfaat baginya dan anak soleh yang selalu mendoakannya".Riwayat Muslim 1631.
Ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain juga akan menjadi amalan dan amal jariah kelak. Sebab ilmu yang bermanfaat akan senantiasa membawa seseorang menuju jalan kebaikan. Tentunya amalan nya akan terus mengalir kepada seseorang yang dengan ikhlas mengajarkan ilmu yang bermanfaat tadi.
ِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ …. ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
ِ
Maksudnya:"Dari Abu Umamah Al Bahili ia berkata, …. kemudian beliau melanjutkan sabdanya, "Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia". Riwayat Tirmizi(2609)
Maka sesiapa yang pernah mengajar kepada manusia yang lain, ilmu agama meskipun sedikit seperti hanya mengajar seorang membaca bismillah maka pahalanya akan berterusan sampai ke akhirat. Begitu juga dengan ilmu dunia yang memberi menafaat seperti ilmu kedoktoran dan sebagainya.
2-Mendidik anak dengan baik agar menjadi anak yang soleh dan solehah, kerana doa anak soleh dan solehah pahalanya sampai pada orang tua yang sudah meninggal.
Pendidikan anak-anak seharusnya bermula sejak di dalam rahim ibu. Bacaan zikir, al-Quran, kata-kata yang baik dan amal soleh harus dilazimkan oleh ibu bapa sejak awal lagi kerana memiliki anak yang soleh banyak kelebihannya. Antaranya anak-anak itu boleh terus mengalirkan manfaat kepada ibu bapanya, mendoakan kita dan menutup aib kita.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Maksudnya:"Dari Abu Hurairah, bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermunfaat baginya dan anak soleh yang selalu mendoakannya".Riwayat Muslim 1631.
3-Harta yang dimanfaatkan.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Maksudnya:"Dari Abu Hurairah, bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermunfaat baginya dan anak soleh yang selalu mendoakannya".Riwayat Muslim 1631.
Pahala orang yang melakukan amal jariah akan berkekalan selagi harta itu masih wujud walaupun selepas kematian pewakaf.
4-Mewakafkan mushaf Al-quran kepada orang lain yang dapat memanfaatkannya.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Maksudnya:"Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak soleh yang ia tinggalkan dan Al-Qur'an yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangunkan, atau rumah yang ia bangunkan untuk ibnu sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya dimasa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal". Riwayat Ibnu Majah(238)
5-Membangunkan masjid untuk kepentingan umat Islam.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ لِبَيْضِهَا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Maksudnya:"Dari Ibnu 'Abbas dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa membangun masjid kerana Allah sekalipun sebesar sangkar burung untuk tempat telurnya, nescaya Allah akan membangun rumah baginya di syurga". Riwayat Ahmad (2050).
Membangunkan masjid atau mendermakan tanah wakaf untuk dibangunkan masjid di atasnya menjadi jenis amal jariah yang dapat kita lakukan. Dimana masjid yang dibangun di atas tanah pemberian kita akan digunakan sebagai sarana untuk beribadah.
Tempat melakukan amalan dan perbuatan-perbuatan baik yang sudah tentunya sangat bermanfaat dan membantu orang sekitar hal inilah yang kemudian akan menjadi ladang pahala bagi kita meskipun kelak kita telah meinggal dunia.
6-Membangunkan rumah atau pondok bagi orang yang bepergian (Ibnu Sabil) untuk kebaikkan.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Maksudnya:"Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak soleh yang ia tinggalkan dan Al-Qur'an yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangunkan, atau rumah yang ia bangunkan untuk ibnu sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya dimasa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal". Riwayat Ibnu Majah(238)
Ibnu sabil atau lebih dikenal sebagai musafir, memang banyak ditemui pada zaman Rasulullah. Begitu juga, pada saat ini masih ada ditemui para musafir yang bermusafir dari satu tempat ke tempat lain.
Rumah atau wakaf yang dibina untuk para musafir bagi memudahkan mereka datang berehat dan tidur sebentar. Ia bukan untuk tujuan maksiat. Di negara ini, antara contohnya adalah hentian rehat dan rawat (RnR).
Kerana itu membangunkan sebuah rumah yang diperuntukan bagi para musafir ini juga termasuk kedalam amal jariah yang pahalanya tidak akan terputus.
7-Mendirikan rumah asuhan untuk anak yatim.
Amal jariyah lainnya yang boleh dilakukan dan pahalanya mengalir terus menerus yakni mendirikan rumah untuk anak yatim.
Anak yatim adalah merupakan golongan ketiga setelah ibubapa dan kaum kerabat terdekat yang perlu diperhatian. Bahkan golongan tersebut mempunyai keistimewaan, lantaran itu di dalam Al-Quran disebut sebanyak 32 kali oleh Allah Subhanahuwata'ala. Diantaranya firman Allah Subhanahuwata'ala Al-Nisa ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Maksudnya:"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri".
Membangunkan sebuah rumah asuhan untuk anak-anak yatim akan menjadi ladang berkah bagi siapa pun yang berhasil mewujudkan niat baik tersebut.
Anak-anak yatim merupakan insan-insan yang sangat diperhatikan oleh Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam. Dalam sabdanya beliau mengisyaratkan kedekatan dengan anak yatim ibarat jari telunjuk dan jari tengah,
عَنْ سَهْلٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Maksudnya:"Dari Sahl ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku akan bersama orang-orang yang mengurusi anak Yatim dalam syurga." Seperti inilah, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu beliau membuka sesuatu diantara keduanya". Riwayat Bukhari(4892)
Menyantuni anak yatim dan mengasuhnya dengan baik merupakan teladan penuh kasih sayang yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh itu, bagi umat Islam yang mampu seharusnya memperuntukan hartanya untuk anak-anak yatim dan mengurangi beban mereka.
Bahkan Allah juga mengancam terhadap orang-orang yang suka menghardik anak yatim dan enggan memberi makan fakir miskin. Allah menyebut mereka itu sebagai pendusta agama sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Ma’un ayat 1-5.
8-Mengalirkan air bersih ke tempat-tempat orang yang memerlukan dan menggali perigi.
Mereka yang membantu mengalirkan alir bersih kepada manusia dan makhluk-makhluk Allah yang lain bakal memperoleh barakah selagi mana air itu diminum dan digunakan.
Sebagaimana yang difahami dari sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Maksudnya:"Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak soleh yang ia tinggalkan dan Al-Qur'an yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangunkan, atau rumah yang ia bangunkan untuk ibnu sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya dimasa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal". Riwayat Ibnu Majah(238)
Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda :
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ.
Maksudnya:"Tujuh perkara yang akan terus berjalan pahalanya bagi seorang hamba walau pun ia telah meninggal dunia dan berada di dalam kubur yaitu : siapa yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali perigi, menanam pokok kurma, membina masjid, mewariskan mushaf dan meninggalkan anak yang beristighfar baginya sepeninggalannya.
Riwayat al-Bazzar.
Mereka yang membantu mengalirkan alir bersih kepada manusia dan makhluk-makhluk Allah yang lain bakal memperoleh barakah selagi mana air itu diminum dan digunakan.
Menggali perigi juga menjadi amalan yang termasuk dalam amal jariah. Sebagaimana hadith Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam di atas. Bilamana setiap yang memiliki roh baik dari kalangan manusia dan haiwan yang melata termasuk burung yang minum dari perigi tersebut, maka Allah akan membalasnya dengan pahala.
9-Mendirikan sekolah.
Sekolah atau madrasah adalah tempat anak-anak untuk belajar. Belajar bermacam-macam ilmu yang akan berguna bagi kehidupannya kelak, baik ilmu agama yang bileh menghantarkannya pada pemahaman agama secara kaffah, hingga ilmu kehidupan lainnya yang boleh membantu menunjang kehidupan mereka di dunia.
Menyediakan tempat belajar bagi orang ramai adalah merupakan salah satu contoh amal jariyah yang pahalanya tidak akan putus bagi orang yang telah membangun atau menyediakan tempat tersebut. Meskipun orang tersebut telah meninggal, namun selagi tempat tersebut masih digunakan maka pahalanya akan terus mengalir.
10-Menanam pokok atau tumbuhan-tumbuhan.
Anas bin Malik RA berkata bahawa Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَة
Maksudnya: “Mana-mana orang Islam yang bercucuk tanam kemudian dimakan daripadanya burung, manusia atau binatang tiada yang lain kecuali baginya sebagai sedekah".Riwayat al-Bukhari (2320)
Ibn Battal ketika menjelaskan hadith di atas menyebut: “Ini menunjukkan bahawa sedekah untuk semua jenis haiwan dan makhluk bernyawa di dalamnya terdapat pahala.” (Lihat Syarh Ibn Battal, 11/473)
Manakala dalam hadith yang diriwayatkan daripada Jabir R.A, Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Maksudnya: “Tidak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa sahaja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tidak ada seorang pun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya".
Riwayat Muslim (3945)
Imam Nawawi dalam menjelaskan hadith ini berkata: “Dalam hadith-hadith ini terdapat keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahawa pahala pelakunya akan terus mengalir selama mana pohon dan tanaman itu masih ada, serta sesuatu (benih) yang keluar daripadanya sampai hari kiamat masih ada. Para ulama berselisih pendapat tentang pekerjaan yang paling baik dan paling afdhal. Ada yang berpendapat bahawa yang terbaik adalah perniagaan. Ada yang menyatakan bahawa yang terbaik adalah pertukangan tangan. Ada juga yang menyatakan bahawa yang terbaik adalah bercucuk tanam. Inilah pendapat yang benar. Aku telah memaparkan penjelasannya di akhir bab al-Ath’imah dalam kitab Syarh al-Muhazzab. Dalam hadith-hadith ini terdapat keterangan bahawa pahala dan ganjaran di akhirat hanyalah khusus bagi kaum muslimin, dan bahawa seorang manusia akan diberi pahala atas sesuatu yang dicuri dari hartanya, atau dirosakkan oleh haiwan, atau burung atau sejenisnya.” (Lihat al-Minhaj Syarh Sahih Muslim ibn al-Hajjaj, 10/457)
11-Menyediakan jalan umum untuk orang ramai.
Menyediakan jalan untuk orang ramai, misalnya memperbaiki jalan yang rosak dan jalan yang sulit untuk dilalui.
Dengan membuatkan jalan tersebut, atau menyumbangkan sedikit tanah untuk jalan boleh mendatangkan pahala jariyah .
Akhir kalam, semoga Allah Subhanahuwata'ala menjadikan kita dari kalangan mereka lebih cintakan kehidupan akhirat, serta menjadikan kita dari kalangan mereka yang sentiasa bersemangat untuk melakukan amal jariyah yang akhirnya dapat menyumbang pahala yang berkekalan sehingga kehidupan akhirat.
Firman Allah Subhanahuwara'ala:
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
Maksudnya: Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal". Surah al-A’la ayat 17.
No comments:
Post a Comment