Wednesday, June 23, 2021

Jangan saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara.

Jangan  saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara. 


Islam adalah agama yang damai dan penuh cinta. Islam selalu mengajak untuk berbuat baik dan menghindari balas dendam. Mencintai sesama merupakan bentuk kita memiliki iman dan menjadi bukti akan ajaran Islam yang luar biasa. 


 Firman Allah Subhanahuwata'ala, 


وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


Maksudnya:"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". Al-Baqarah ayat 195.


Dalam perspektif Islam, Muslim sesama Muslim adalah saudara sehingga harus saling mengenal, mengikatkan hubungan, dan bekerjasama dalam kebaikan. Kehidupan memelukankan kebersamaan, kesatuan, toleransi, dan agenda bersama yang dinamis dan progresif bagi kemajuan dan kebahagiaan umat manusia.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


Maksudnya:" Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim". Al-Hujurat ayat 11.


Menurut Ibnu Abbas, ayat al-Quran di atas turun sebagai menegur sikap Tsabit bin Qais bin Syamas yang mengejek seorang laki-laki dari sahabat Anshar dengan ejekan yang bernada Jahiliyah. Sikap seperti ini tidak wajar dilakukan oleh seorang muslim. Kerana Islam sarat dengan ajaran-ajaran luhur, menghormati yang lain, dan berlaku bijaksana dalam keadaan apa pun.


Ayat di atas melarang kita agar tidak menebar kebencian kepada sesama manusia, apatahlagi kepada sesama Muslim. Asas persaudaraan harus dikedepankan sesuai dengan ajaran Islam yang suci dan agung. Allah melarang umat Islam agar tidak merendahkan orang lain yang membuat persaudaraan tercerai-berai.


Maka dari itu, apabila kita menemui kezaliman dan hal yang tidak disukai, maka kita harus bertindak dengan sekecil apapun untuk berusaha mengatasinya. Apatahlagi, jika hal itu berisiko untuk menebar kebencian sesama dan mengajak orang lain untuk ikut membenci. 


Sebagaimana sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwallam,


قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَأْثُرُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا وَلَا يَخْطُبُ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ حَتَّى يَنْكِحَ أَوْ يَتْرُكَ


Maksudnya:"Berkata; Abu Hurairah berkata; Satu warisan dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Jauhilah oleh kalian perasangka, sebab perasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara. Janganlah seorang laki-laki meminang atas pinangan saudaranya hingga ia menikahinya atau meninggalkannya". Riwayat al-Bukhari (4747)


Benci-membenci adalah sala satu sifat keji yang perlu dijauhi oleh orang-orang Islam.Dengan membenci antara satu sama lain boleh menimbulkan permusuhan dan pergaduhan di dalam masyarakat.Islam melarang hidup seperti itu,sebaliknya Islam menuntut supaya kita hidup berbaik-baik dan berkasih sayang satu sama lain.


أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ


Maksudnya:"Anas bin Malik radhiallahu'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari". Riwayat Bukhari(5605)


Ganjaran besar menanti kepada orang Islam yang tidak membenci saudara yang berkongsi akidah dan agama serta kemanusiaan meskipun pernah berbuat salah dan silap kepadanya.


Antara ganjaran tidak membenci manusia lain seperti yang disampaikan Anas ibnu Malik RA yang Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya:


قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّ إِنْ قَدَرْتَ أَنْ تُصْبِحَ وَتُمْسِيَ لَيْسَ فِي قَلْبِكَ غِشٌّ لِأَحَدٍ فَافْعَلْ ثُمَّ قَالَ لِي يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ


Maksudnya:"Anas bin Malik berkata; Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku, "Wahai anakku, jika kamu mampu pada pagi hari dan petang hari tanpa ada kecurangan(kebencian) dalam hatimu kepada seorangpun maka lakukanlah, " kemudian beliau bersabda kepadaku, "Wahai anakku, itu termasuk dari sunnahku, barangsiapa menghidupkan sunnahku, bererti dia mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di syurga". Riwayat Tirmizi (2602). Hadith Dhaif. 


Ini kerana sifat tidak membenci itu dimiliki oleh Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam yang digambarkan dalam al-Quran:


لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ


Maksudnya:"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin". Al-Taubah ayat 128.


Bagaimanapun dalam senario semasa, perasaan benci-membenci semakin menjadi wabak dalam masyarakat hingga turut menjangkiti orang yang mahu memperjuangkan agama dan menegakkan kebenaran.


Ia timbul daripada hawa nafsu yang bersifat marah dibiarkan menyala dan membakar dalam hati serta ada kalanya berselindung di sebalik tindakan menyeru kebaikan, mencegah kemungkaran.


Nafsu marah yang tidak dapat dikendali dan dikekang itu, akan membakar perasaan benci terhadap manusia.


Perasaan benci itu yang mendorong seseorang mengeluarkan kata-kata kesat dan makian serta label buruk dan jijik walaupun kepada saudara seagamanya.


Pemimpin pula tidak kira apa-apa peringkat sekalipun, perlu mengelak daripada dikuasai oleh dua jenis nafsu kebencian ini termasuk mengawal amarah meskipun berasa berada pada kedudukan yang benar.


Pada masa sama, orang yang dipimpin atau pengikut tidak terkecuali daripada mengelak daripada dikendali oleh nafsu amarah apabila berdepan dengan saingan.


Sekiranya media sosial boleh dianggap sebagai ladang untuk manusia bercucuk tanam demi menuai hasil untuk dibawa ke alam Akhirat, kebencian diibaratkan kayu api yang ditaburkan di seluruh tanah itu, sebelum membakarnya hingga tidak tersisa apa pun.


Memang sukar untuk melupakan kesalahan atau perbezaan pendapat serta tindakan yang dianggap tidak bertepatan dengan apa dipegang tetapi menjadi manusia yang tidak membenci itu jauh lebih baik kerana dapat hidup dengan tenang di dunia dan berteman di akhirat kelak.


Kita mengakui sekiranya ada orang terutama melakukan sesuatu tidak diredai atau dipersetujui, apatah lagi yang pernah berbuat kesalahan, sudah tentu perasaan marah dan benci tidak dapat dihilang-hilangkan begitu sahaja.


Justeru, hadith Nabawi yang menjanjikan kedudukan bersama dengan Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam dengan syarat melalui kehidupan tanpa membenci seseorang pun, wajar dijadikan motivasi untuk menyalin sifat pengasih dan penyayang Baginda.


Ganjaran bersama Nabi Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam di syurga menanti orang beriman yang tidak memiliki perasaan benci kepada sesiapa pun sepanjang hidupnya kerana ia menjadi sifat unggul Baginda.


Sebagai penutup, dalam sebuah hadith yang disebutkan   sebagaimana anjuran Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,


عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْصِنِي قَالَ اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ


Maksudnya:"Dari Abu Dzar ia berkata, Abdurrahman berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah ﷺ, "Berilah aku wasiat!" Beliau menjawab, "Bertakwalah pada Allah dimanapun kamu berada, iringilah setiap amal buruk dengan amal baik hingga ia dapat menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik". Riwayat Ahmad (20435)

No comments:

Post a Comment

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan.

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan. Istiqomah dalam mengerjakan amal soleh merupakan satu sikap yang penting dalam kehidupan se...