Friday, November 20, 2020

Mahsyar: Kitab Catatan Amalan , Amalan Di Timbang dan di Hitung atau di Hisab, kemudian di Putuskan. Tiada siapa menanggung dosa orang lain.

Mahsyar: Kitab Catatan Amalan , Amalan Di Timbang dan di Hitung atau di Hisab, kemudian di Putuskan. Tiada siapa menanggung dosa orang lain. 

Semua catatan yang termuat dalam Kitab catatan itu sangat tepat sebagai bukti kerana apa yang tercatat dalam kitab itu merupakan rakaman dari amal perbuatan mereka. Seolah-olah mereka sendirilah yang membuat catatan-catatan itu.

Manusia tidak dapat mengingkari catatan-catatan itu, kerana pencatatnya adalah para malaikat yang memang ditunjuki oleh Allah, yang pekerjaannya khusus mencatat amal perbuatan manusia. Itulah sebabnya maka Allah Subhanahuwata'ala menegaskan bahawa cukuplah pada hari itu diri mereka sendiri sebagai penghisab amal perbuatan mereka.


اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا


Maksudnya:"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". Al-Isra' Ayat 14.


Menurut Tafsir Ibnu Katsir: Oleh kerana itu, Allah berfirman: اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا (Bacalah kitabmu, cukuplab dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu) Ertinya, sesungguhnya kamu akan mengetahui bahawa kamu tidak dizalimi dan tidak pula dituliskan di dalam kitab itu kecuali apa yang pernah kamu kerjakan, kerana semua yang pernah kamu kerjakan pasti akan disebutkan.


Ini juga bermaksud, dengan melihat Kitab catatan  amalan itu,  maka setiap diri boleh faham apakah keputusan darinya. Samaada bahagia atau celaka. 


وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ


Maksudnya:"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. Al-Anbiya ayat 47


Menurut Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا (“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada bari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun,”) laitu Kami memasang timbangan keadilan pada hari Kiamat. Pendapat terbanyak menyatakan bahawa timbangan itu hanyalah timbangan. Kalimatnya jamak, ditinjau dari banyaknya amal-amal yang ditimbang di dalamnya.


Firman-Nya: فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ (“Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika amalan itu hanya seberat sawi pun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagal pembuat perhitungan”).


Dengan tegas Allah menyatakan dalam ayat ini, bahawa dalam menilai perbuatan hamba-Nya kelak di hari Kiamat. Allah akan menegakkan neraca keadilan yang benar-benar adil, sehingga tidak seorang pun akan dirugikan dalam penilaian itu.


Maksudnya penilaian itu akan dilakukan setepat-tepatnya, sehingga tidak akan ada seorang hamba yang amal kebaikannya akan dikurangi sedikit pun, sehingga menyebabkan pahalanya dikurangi dari yang semestinya ia terima. Sebaliknya tidak seorang pun di antara mereka yang kejahatannya dilebih-lebihkan, sehingga menyebabkan ia mendapat azab yang lebih berat daripada yang semestinya, walaupun Allah kuasa berbuat demikian.


Adapun memberikan pahala yang berlipat ganda dari jumlah kebaikannya atau menimpakan azab yang lebih ringan dari kejahatannya adalah terserah kepada kehendak Allah, dan Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Dalam keadilan Allah dijelaskan bahawa semua kebajikan manusia, betapapun kecilnya nescaya dibalas-Nya dengan pahala, dan semua kejahatannya betapapun kecilnya nescaya dibalas-Nya dengan azab atau siksa-Nya. Dalam hubungan ini, Allah berfirman dalam ayat yang lain:


فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ


Maksudnya:"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrahpun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya pula". Al-Zalzalah ayat 7-8.


Kemampuan teknologi saat ini telah mampu mencatat segala peristiwa dengan teliti dan menyimpan dalam waktu yang lama, apalagi kemampuan Allah.


Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahawa cukuplah Dia sebagai saksi pembuat perhitungan yang paling adil. Ini merupakan jaminan bahawa penilaian yang akan dilakukan terhadap segala perbuatan hamba-Nya akan dilakukan-Nya kelak di hari perhitungan dengan penilaian yang seadil-adilnya, sehingga tidak seorang pun hamba yang dirugikan atau dianiaya ketika menerima pahala dari kebaikannya atau menerima azab dari kejahatan yang telah dilakukannya.


وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Maksudnya:"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung". Al-A'raf ayat 8


فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ



Majsudnya:"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya". Al-Qari'ah ayat 6


فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Maksudnya:"Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan". Al-Mu'minun ayat 102.


وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ


Maksudnya:"Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami". Al-A'raf ayat 9


وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ


Maksudnya:"Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya.!Al-Qari'ah ayat 8


وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ


Maksudnya:"Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam". Al-Mu'minun ayat 103.


Tiada siapa menanggung dosa orang lain. 


Ayat yang seterusnya pula menerangkan bahawa barangsiapa berada di atas petunjuk dan mengikuti jalan kebenaran, maka sesungguhnya pahala perbuatan itu hanya kembali kepadanya. Dan barangsiapa melencong dan mengikuti jalan kebatilan, maka sesungguhnya seksaan akibat perbuatan itu hanya kembali kepadanya saja.


Tidak ada jiwa yang berbuat dosa yang menanggung dosa jiwa lain yang berbuat dosa, Dan Allah tidaklah menyeksa seseorang kecuali setelah tegak baginya hujjah-hujjah dengan diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab.


مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا


Maksudnya:" Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul". Al-Isra' ayat 15.


Menurut Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitahukan bahawa barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk dan mengikuti kebenaran serta mengikuti jejak kenabian, maka yang demikian itu akan berakhir dengan hasil yang terpuji bagi dirinya sendiri.


وَمَن ضَلَّ (Dan barangsiapa yang sesat) yakni menyimpang dari kebenaran serta keluar dari jalan petunjuk, berarti ia telah berbuat jahat terhadap dirinya sendiri, dan akibatnya juga akan kembali pada dirinya sendiri.


Setelah itu, Allah Ta’ala berfirman: وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ (Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain) Maksudnya, seseorang tidak akan memikul dosa orang lain, dan tidaklah seseorang itu berbuat jahat melainkan akan berakibat pada dirinya sendiri.


Maka sesungguhnya para penyeru, yang mereka pikul itu adalah dosa kesesatan mereka sendiri, dan dosa lainnya adalah yang disebabkan oleh tindakan mereka menyesatkan orang yang tidak menyedari bahawa dirinya disesatkan tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka itu, dan mereka sama sekali tidak akan pernah dipikulkan dosanya oleh orang lain. Dan demikian itu merupakan bentuk keadilan Allah dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya secara keseluruhan.


Demikian halnya dengan firman Allah Ta’ala: وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا (Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul) Yang demikian itu merupakan pemberitahuan tentang keadilan Allah, di mana Dia tidak akan pernah mengazab seorang pun melainkan setelah disampaikannya hujjah kepadanya, yakni dengan pengutusan Rasul kepadanya.


Dalam ayat ini, Allah Subhanahuwata'ala menegaskan bahawa barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah dan tuntunan Rasulullah, iaitu melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, bererti dia telah berbuat untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ia akan memperoleh catatan tentang amal perbuatan baiknya di dalam kitabnya.


Ia akan merasa bahagia kerana akan mendapatkan keredhaan Allah, dan menerima imbalan yang berlimpah, iaitu syurga dengan berbagai kenikmatan yang serba menyenangkan. Akan tetapi, barangsiapa yang sesat, iaitu orang yang menyimpang dari bimbingan Al-Qur’an, akan mengalami kerugian.


Ia akan mendapatkan catatan tentang amal perbuatan buruknya di dalam kitab itu. Ia akan merasakan penyesalan yang tidak ada gunanya dan akan dimasukkan ke dalam neraka, sebagai balasan yang layak baginya.



No comments:

Post a Comment

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan.

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan. Istiqomah dalam mengerjakan amal soleh merupakan satu sikap yang penting dalam kehidupan se...