Bersangka baik (ِحُسْنُ الظَنِّ) kepada Allah dalam segala hal.
Syeikh Ibnu Atha’illah menuliskan dalam kitab Al-Hikam:
إِنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لِأَجْلِ وَصْفِهِ حَسِّنْ ظَنَّكَ بِهِ لِأَجْلِ مُعَامَلَتِهِ مَعَكَ. فَهَلْ عَوَّدَكَ إِلَّا حُسْنًا؟ وَهَلْ أَسْدَى إِلَيْكَ إِلَّا مِنَنًا؟
“Bila kamu tidak berbaik sangka kepada Allah kerana sifat (rahmat)-Nya, maka baik sangkalah kerana perlakuan-Nya kepadamu. Tidakkah Allah telah membiasakanmu kecuali pada kebaikan? Tidakkah Allah memberimu kecuali berbagai anugerah-Nya?”
Syeikh mengajarkan bahawa percaya sepenuhnya kepada Allah tidak akan pernah ada pada diri seseorang kecuali dengan cara berperasangka baik kepada Allah. Berbaik sangka kepada Allah boleh dimulai dengan menyaksikan keindahan dan kesempurnaan-Nya. Dimulai dari rahmat-Nya, kasih sayang-Nya, kemurahan-Nya, hingga takdir apapun yang dituliskan oleh-Nya tidak mengurangi sedikitpun untuk bersangka baik kepada Allah.
Atau boleh juga kita mulai belajar berbaik sangka kepada Allah melalui kehendak Allah yang telah memberi kita banyak kenikmatan, ujian, dan rintangan hidup. Kita menghadapi warna warni kehidupan ini dengan penuh syukur, kerelaan, tetap optimis dan berbaik sangka kepada Allah. Bagaimanapun keadaanya, jika dibekali dengan iman yang baik, maka kita akan tetap bersangka baik dan mengharap ridha-Nya. Allah Subhanahuwata'ala menyebut di dalam Surah Al-Baqarah ayat 218:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dengan keterbatasan fikiran manusia, alangkah indahnya jika hidup ini dihiasi dengan bersangka baik kepada Allah. Dengan begitu hidup boleh merasa tenang dan berlapang dada dalam menjalani kehidupan ini. Terkadang manusia memikirkan sesuatu yang tidak baik yang belum terjadi, sehingga bayangan tersebut menghantuinya selalu dan membuat hatinya tidak tenang. Apabila kita mengalaminya saat ini, maka segeralah menepis fikiran tersebut. Kembalilah kepada Allah, sesungguhnya Allah tidak pernah mengecewakan kita. Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, semuanya tentu mengandungi hikmah yang agong dan tidak dalam rangka kesia-siaan.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah(hanya sia-sia sahaja). Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu kerana mereka akan masuk neraka. (Surah Shad, 27)
Hanyasanya Allah jualah yang mengetahui apa yang terbaik untuk kita, untuk itu tak ada alasan untuk tidak bersangka baik kepada-Nya. Hidup ini dipenuhi dengan misteri. Kita belum tahu apa yang akan terjadi besok, atau mungkin kenyataan yang berlaku pada hari ini jauh dari keinginan yang kita harapkan. Namun titik inikah yang dinamakan kegagalan? Jawapannya adalah bukan. Apa yang terjadi hari ini adalah senario terbaik dari Allah kepada kita. Allah Subhanahuwata'ala berfirman;
وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (Surah Al-Baqarah, 216).
Bersangka baik bukanlah bererti selalu beranggapan kesemua makhluk akan berbuat baik kepada diri kita, justeru oleh kerana Allah menyayangi kita, itu naif namanya! Bahkan Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam sendiri sebagai Kekasih Allah sekalipun banyak memperolehi perlakuan yang buruk dari orang-orang sekitarnya.
Akan tetapi berperasangka baik itu adalah menyedari bahawa di sebalik setiap hal yang buruk sekalipun, terkandung hikmah besar dari Allah dan selalu ada maksud yang baik dari Allah untuk diri kita, meskipun melalui kejadian yang terlihat sangat buruk dan menyakitkan.
Dengan demikian, boleh disimpulkan bahawa seorang mukmin sejati pastilah orang yang senantiasa mampu berperasangka baik kepada Allah dalam keadaan bagaimana sekalipun.
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata bahawa Rasulullah ﷺ bersabda, Allah سبحانه وتعالى berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadith Qudsi ini mengajarkan bagaimana seorang muslim wajib berangka baik ( ِحُسْنُ الظَنِّ ) pada Allah سبحانه وتعالى dan mempunyai sikap berharap pada-Nya semata-mata.
Berdaskan hadith Qudsi di atas Al Qadhi ‘Iyadh berkata, “Sebahagian ulama mengatakan bahawa maknanya adalah Allah سبحانه وتعالى akan memberi keampunan jika hamba meminta keampunan. Allah سبحانه وتعالى akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah سبحانه وتعالى akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah سبحانه وتعالى akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lain berkata maknanya adalah berharap pada Allah سبحانه وتعالى dan meminta ampunannya.”
(Syarh Muslim, 17 : 2)
Bersangka baik kepada Allah dikala berdoa
Apabila kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahawa doa kita pasti akan dikabulkan dengan syaratnya dijaga akan setiap asbab terkabulnya doa dan menjauhi kesemua larangan yang menghalangi terkabulnya doa. Sesungguhnya, ingatlah bahawasanya doa itu begitu ampuh jika seseorang bersangka baik pada Allah Subhanahuwata'ala,
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Maksudnya:“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Ku-perkenankan bagimu.” (Surah Al Mu’min,60)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Maksudnya:“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat. Aku mengkabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Surah Al Baqarah,186)
Dari Abu Hurairah, Nabi Sallallahu'alaihiwasallam bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
Maksudnya:“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain doa.” (Hadith Riwayat Tirmidzi,3370, Ibnu Majah,3829 dan Ahmad 2: 362, hasan)
Jika seseorang itu berdoa dalam keadaan yakin doanya akan terkabul, Nabi Sallallahu'alaihiwasallam bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
Maksudnya:“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahawa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (Hadith Riwayat Tirmizi no. 3479, hasan)
Andaikata doa tidak tidak nampak keberhasilannya, maka tetap yakinlah bahawa ada yang terbaik di sebalik itu. Dari Abu Sa’id,Sallallahu'alaihiwasallam bersabda,
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim,melainkan Allah akan beri padanya tiga perkara: (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpan baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyakan berdoa.” Nabi Sallallahu'alaihiwasallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kamu.” (Hadith Riwayat Ahmad 3: 18, sanad jayyid).
Ibnu Rajab dalam جامع العلوم والحكم. berkata,
فالإلحاحُ بالدعاء بالمغفرة مع رجاء الله تعالى موجبٌ للمغفرة
Maksudnya:“Terus meminta dengan doa dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan maghfirah (ampunan).”جامع العلوم والحكم.
Maka yakinlah pada janji Allah, bersangka baiklah (ِحُسْنُ الظَنِّ) pada-Nya. Janganlah berperasangka kecuali yang baik sahaja kepada Allah. Dan jangan putus asa dari rahmat Allah dan teruslah berdoa serta memohon pada-Nya.
Bersangka baik kepada Allah dikala hendak mati
Dari Jabir, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda tiga hari sebelum Baginda Sallallahu'alaihiwasallam
wafat:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
Maksudnya: Ketahuilah bahawa seseorang dari kamu tidak akan menemui maut melainkan dia telah bersangka baik kepada Allah.Hadith Riwayat Muslim (2877)
Antara maksud dalam hadit ini adalah wajib bagi setiap orang yang beriman untuk bersangka baik dengan Allah. Dan ini hendaklah ditambah lagi sangkaan baik ketika mana berlakunya musibah dan hampir mati.
Kata al-Hattab: Sunat bagi orang yang dalam sakaratul maut bersangka baik dengan Allah. Dan sangkaan ini hendaklah bertambah ketika hampir mati dan ketika sakit. Ini tanpa dinafikan sangkaan baik bagi orang yang mukallaf hendaklah sentiasa kepada Allah. (Lihat al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah, 10/220 dan Syarh al-Nawawi 'ala Sahih Muslim, 17/10)
Ya Allah jadikan kami dari kalangan orang-orang yang sentiasa bersangka baik pada Mu dan tempatkanlah kami di dalam kalangan orang-orang yang soleh dan mencintai Nabi-Mu Muhammad Sallallahu'alaihiwasallam sehingga ke akhir hayat.
آمين
No comments:
Post a Comment