Dunia Tempat Yang Penuh Dengan Ujian
Di dalam al-Quran, perkataan 'dunia' disebut sebanyak 115 dan bilangannya menyamai perkataan 'akhirat'. Ini menunjukkan bagaimana hubungan dunia dengan akhirat adalah sangat kuat. Semua makhluk terutama seluruh manusia akan menjalani kehidupan sementara di atas muka bumi ini sebagai ujian sebelum bertemu dengan Allah Subhanahuwata'ala nanti. Kesenangan, kesusahan, kegembiraan, ketakutan, kelaparan adalah sebenar-benar ujian yang diturunkan oleh Allah Subhanahuwata'ala kepada hambanya. Allah Subhanahuwata'ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Ertinya:''Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar''. Al-Baqarah ayat 155.
Sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ خَوْلَةَ أَنَّهَا سَمِعَتْ حَمْزَةَ يُذَاكِرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّنْيَا فَقَالَ إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَرُبَّ مُتَخَوِّضٍ فِي مَالِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ لَهُ النَّارُ
Ertinya:''Dari Khaulah bahawa dirinya mendengar dari Hamzah menyebutkan kepada Nabi ﷺ tentang dunia, maka beliau bersabda, "Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan berapa banyak orang yang mengambil harta Allah dan harta rasul-Nya tanpa hak kemudian masuk neraka''. Riwayat Ahmad (25809)
Hadith ini jelas menunjukkan bagaimana keadaan dunia yang sebenarnya. Allah Subhanahuwata'ala menjadikan dunia ini sebagai tempat ujian dan cubaan kepada para hambanya. Manis dan hijaunya dunia sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam menunjukkan kesenangan, kelazatan dan keindahan berada sementara di atas dunia sehingga ada yang berani melanggar ketetapan Allah dan Rasul-Nya dalam hal mendapatkan harta.
Untuk menjadikan dunia sebagai tempat pengujian, di dalamnya harus ditemukan aneka ragam penyesatan, rayuan, dan tipu daya. Justeru itu, Allah Subhanahuwata'ala mengabadikan hidup syaitan di dunia hingga hari kiamat, iainya merupakan satu jenis dari berbagai macam jenis tipu daya dan penyesatan, yang akan dihadapi oleh manusia pada kehidupan dunia.
Hal ini dilakukan untuk menguji hamba-hamba Allah, untuk menemukan hamba yang benar-benar tulus mencintai-Nya dan mengabdi kepada-Nya. Maka, barang siapa mencinta Allah, Allah akan melindunginya dari godaan-godaan tersebut. Dan barang siapa yang cenderung untuk melakukan maksiat dan kekufuran, syaitan pun akan dapat menguasainya, membawanya semakin jauh tersesat dalam kemaksiatan dan kekufuran. Firman Allah Subhanahuwata'ala.
قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ. قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ. وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ.قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ.قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ.إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ.قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ.
Ertinya:''Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Allah berfirman: "Keluarlah dari syurga, kerana sesungguhnya kamu terkutuk. dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat.Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat. Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh.sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan.Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". Al-Hijr ayat 33-40.
Demikianlah, Allah menjadikan manusia bersama orang yang dicintainya. Jika seseorang mencintai Allah, ia akan sentiasa bersama Allah. Allah pun akan melindunginya dari segala jenis kejahatan dan menjauhkannya dari godaan syaitan, serta membukakan baginya pintu-pintu kebaikan. Sedangkan orang yang mencintai syaitan, Allah akan membiarkannya bersama syaitan-syaitan yang akan menyeretnya ke lembah maksiat. Allah Subhanahuwata'ala akan menjadikan hidupnya celaka dan sengsara, penuh dengan dosa. Hari demi hari, dosa-dosanya akan semakin menggunung.
Sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam,
عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى قِيَامُ السَّاعَةِ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالَ أَيْنَ السَّائِلُ عَنْ قِيَامِ السَّاعَةِ فَقَالَ الرَّجُلُ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا كَبِيرَ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ.
Ertinya:"Dari Anas ia berkata, Seseorang mendatangi Rasulullah ﷺ lalu bertanya: Wahai Rasulullah, bilakah kiamat terjadi? Lalu Nabi ﷺ berdiri untuk solat, seusai solat Rasulullah ﷺ bertanya, "Mana si penanya tentang hari kiamat tadi?" orang itu menjawab: Saya wahai Rasulullah. Rasulullah ﷺ bertanya, "Apa yang telah kau persiapkan untuknya?" orang itu menjawab: Aku tidak menyiapkan sekian banyak solat dan puasa untuknya, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda, "Seseorang bersama orang yang ia cintai dan engkau bersama orang yang kau cintai''. Riwayat Tirmizi (2307)
Ibnu Hajar berkata, “Maksud ‘sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai’ adalah engkau akan didekatkan dengan mereka, begitu pula hal ini termasuk dalam golongan yang ia cintai. Bagaimana jika kedudukan di syurga di antara mereka bertingkat-tingkat derajat? Apakah masih tetap dikatakan bersama? Jawabnya, tetap masih disebut bersama. Selama masih ada kesamaan, seperti sama-sama masuk syurga, maka itu pun disebut bersama. Jadi tidak mesti bersama dalam segala sisi. Jika semuanya tadi masuk surga, itu sudah disebut bersama walau berbeda-beda derajat''. Lihat Fathul Bari, 10: 555.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, hlm. 2/160, menyatakan:
قال الحسن : يآبن آدم ! لايُغَرُّكَ قول من يقول : ) الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ( فإنك لن تلحق الأبرار إلابأعمالهم ،فإن اليهود والنصر يحبون أنبياءَهم وليسُوا معهم
Ertinya:''Al-Hasan berkata: Wahai manusia, janganlah terpedaya dengan ucapan: “Seseorang bersama orang yang dia cintai” kerana engkau tidak akan bertemu dengan orang-orang baik kecuali dengan amal perbuatan. Kerana orang Yahudi dan Nasrani mencintai para Nabi mereka tetapi mereka tidak bersama para Nabinya. Maka bekerjalah sebagaimana orang yang kalian cinta itu bekerja''.
Orang -orang Yahudi dan Nasrani, mengatakan cinta kepada Nabi Isa, cinta Nabi Musa, cinta Nabi Daud, pun mereka cinta Nabi Nuh. Tapi cinta hanya dibibir saja. Mereka tidak beriman sesuai iman Nabi-nabi mereka. Mereka pun tidak mengerjakan apa yang dikerjakan Nabi-nabi mereka. Malah mereka menyimpang aturan dan syariat Nabi-nabi mereka.
Adapun bukti cinta orang yang mengaku telah mencintai Nabi Sallallahu'alaihiwasallamadalah tunduk patuh pada apa yang dibawa oleh Nabi Sallallahu'alaihiwasallam berupa syariat Islam kaaffah tanpa pilih dan pilah.
Agar pengalaman dan ujian hidup di bumi benar-benar teruji dan sempurna, rayuan dan godaan syaitan sangat diperlukan. Hingga keimanan hamba-hamba-Nya pun benar-benar teruji. Bukan hanya ujian teoritis, tetapi juga, ujian yang berat dan realistis. Kerana, pada hakikatnya, antara teori dan kenyataan sangat tidak sesuai. Seringkali kita mengatakan bahawa kita akan melakukan sesuatu. Tetapi setelah saatnya tiba, kita tidak melakukannya.
Sama halnya ketika seseorang diamanahkan untuk melakukan sesuatu. la berjanji akan memenuhi amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Tetapi, setelah tiba saatnya untuk memenuhi amanah tersebut, ia tidak memenuhinya. Bahkan, cenderung lupa dan tergoda dengan janji-janji dunia dan syaitan. Melupakan janjinya pada Allah, dan melupakan ketentuan-Nya.
Kita tidak boleh berperasangka bahawa Allah memenuhi permintaan syaitan. Kerana, pada hakikatnya, Allah bukan memenuhi permintaannya. Justeru hal ini adalah demi keseimbangan dan penyesuaian antara keinginan Allah dan apa yang telah dipersiapkannya di dunia, yang berupa konsep hidup, hukum alam, serta apa yang telah dipersiapkannya untuk manusia berupa ujian-ujian dan cubaan. Jadi, Allah kabulkan
permohonan Iblis tersebut adalah untuk kepentingan-Nya, bukan kerana pemenuhan terhadap doa syaitan yang menginginkan dirinya dikekalkan hingga hari kiamat. Hal itu dilakukan agar rayuan dan godaan terus-menerus ada sampai hari kiamat, dan manusia pun terus diuji keimanannya.
Ketika Allah menetapkan bagi Iblis untuk terus hidup hingga hari kiamat, ia pun kembali merasa sombong. angkuh, dan merasa bahawa inilah kesempatan baginya untuk menjerumuskan selunuh anak dan cucu Adam ke dalam kesesatan. Allah Subhanahuwata'ala telah menerangkan tentang hal ini dalam Al-Quran surah Al-A'raf ayat 16,
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
Ertinya:''Iblis menjawab: "Kerana Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus''.
Sekarang, bagaimana cara syaitan memperdaya manusia? Dan bagaimana caranya ia boleh merasuki jiwa manusia?. Anda akan menemukan jawapannya jika anda membaca surat Shad ayat 82,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Ertinya:''Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya".
*Syaitan memasuki jiwa manusia melalui pintu kemuliaan dan keagungan Allah. Allah Subhanahuwata'ala Maha Mulia dan tidak akan pernah memerlukan makhlukNya*.
Seperti, Iblis sengaja mengatakan kepada Allah seraya memohon," Ya Tuhanku andai Engkau menginginkan seluruh makhluk-Mu taat kepada-Mu, nescaya hal itu sangat mudah bagi-Mu. Dan aku tidak akan pernah berhasil memperdaya mereka, meskipun hanya satu orang. Namun, aku sangat menyedari bahawa Engkau Maha Mulia dan Maha Agung dari seluruh makhluk. Sedangkan ketaatan mereka, sedikit pun, tidak berpengaruh pada kekuasaan-Mu, sebagaimana keingkaran mereka juga tidak mengurangi kemahakuasaan-Mu. Sedangkan aku, dengan kemuliaan-Mu akan berusaha merayu dan menggoda mereka secara keseluruhan. Aku akan menjadikan segala kemaksiatan di mata mereka menjadi indah dan menark merayu seluruh makhluk yang cenderung menempuh jalan yang lurus (baik).
Sedangkan orang-orang yang senang menempuh jalan sesat kerana terkalah oleh dorongan nafsu yang jahat dalam dirinya, syaitan tidak punya azam untuk menyesatkan mereka. Kerana, tanpa godaannya pun mereka sudah menjadi sesat. Syaitan tidak menghadiri tempat-tempat maksiat seperti warung-warung yang menjual minuman keras atau tempat maksiat lainnya, malahan mereka sendiri yang berada di dalamnya. Mereka secara otomatís telah menjadi tentera pengikut syaitan. Mereka tidak perlu dirayu dan diperdaya lagi. Kerana diri mereka sendiri telah menjadi syaitan.
Hal ini sepertimana firman Allah Subhanahuwata'ala,
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
Maksudnya: “Sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan, kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu)''. Yusuf ayat 53.
Imam al-Tabari menjelaskan: “Sesungguhnya nafsu yang dimaksudkan ialah nafsu hamba yang memerintahkan kepada seluruh apa yang dia inginkan oleh hawanya, meskipun bukan pada sesuatu yang diredhai oleh Allah Subhanahuwata'ala.” Lihat Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ay al-Quran, 13/209.
Al-Baghawi pula menyebut bahawa maksud menyuruh melakukan kejahatan (السوء) pada ayat ini adalah menyuruh kepada maksiat. Lihat Ma’alim al-Tanzil, 4/249
Syeikh al-Maraghi pula dalam mentafsirkan ayat ini menyebut bahawa ayat ini merupakan penutup ikrar isteri al-‘Aziz sepertimana pendapat Abu Hayyan dalam kitab al-Bahr. Kemudian beliau menyatakan: “Sesungguhnya nafsu kemanusiaan itu sering menyuruh melakukan kejahatan kerana padanya terdapat pelbagai dorongan kehendak zahir dan batin, lantaran telah diletakkan padanya pelbagai kekuatan dan alat untuk mencapai kenikmatan termasuk kecenderungan yang dibisikkan oleh syaitan kepadanya. (Lihat Tafsir al-Maraghi, 7/3380)
Dalam sebuah Hadith Nabi Sallallahu'alaihiwasallam mengajar kita berdoa, Nabi Sallallahu'alaihiwasallam telah menggabungkan antara kejahatan nafsu dan kejahatan syaitan. Baginda Sallallahu'alaihiwasallam mengucapkan,
اللَّهمَّ فاطرَ السَّمواتِ والأرضِ، عالِمَ الغيبِ والشَّهادةِ، رَبَّ كلِّ شيءٍ ومَلِيكَهُ، أشهَدُ أن لا إلهَ إلَّا أنتَ، أعُوذُ بكَ مِن شرِّ نَفْسي، وشرِّ الشَّيطانِ وشِرْكِهِ
Maksudnya: “Ya Allah, Yang Menjadikan langit dan bumi, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Tuhan bagi setiap sesuatu dan pemiliknya. Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung pada-Mu dari kejahatan diriku sendiri dan dari kejahatan syaitan dan teman sekutunya''.
Riwayat Abu Daud (5067), al-Tirmizi (3392), al-Nasa'ie (7699) dan Ahmad (7961)
No comments:
Post a Comment