Saturday, August 28, 2021

Haram berbuat Zalim

Haram berbuat Zalim

Seringkali terjadi di tengah masyarakat seseorang diperlakukan secara zalim oleh yang lainnya tanpa ia mampu membalas dan membela diri sendiri. Keadaan ini kerap membuat ia semakin tak berdaya dan hanya mampu pasrah dengan keadaan. 

Seorang muslim dan mukmin yang mengalami hal demikian semestinya tidak perlu merasa sedemikian susah kerana Allah Subhanahuwata’ala telah menjanjikan keadilan atas setiap perilaku zalim yang dilakukan para hamba-Nya.

Keimanan yang dimiliki semestinya mampu menguatkan hatinya untuk tetap tegar dengan harapan keadilan yang dijanjikan itu. 

Sebaliknya pula seorang muslim dan mukmin semestinya tidak berlaku zalim kepada sesama makhluk Allah baik berupa tindakan ataupun ucapan, kerana sekecil apa pun tindakan kezaliman pasti akan dibalas.


عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَى عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ.


Maksudnya:"Dari Abu Zar dari Nabi ﷺ dalam meriwayatkan firman Allah Subhanahuwata'ala yang berbunyi, "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zalim dan perbuatan zalim itu pun Aku haramkan diantara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat zalim! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat dosa pada malam dan siang hari, sementara Aku mengampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya aku akan mengampunimu! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, niscaya masing-masing akan Aku penuhi permintaannya, dan hal itu tidak akan mengurangi karunia yang ada pada-Ku, melainkan hanya seperti (tetesan) jarum benang saat setelah dimasukkan ke dalam lautan. Wahai hamba-Ku. sesungguhnya amal perbuatan kalian senantiasa akan Aku hisab (adakan perhitungan) untuk kalian sendiri dan kemudian Aku akan berikan balasannya. Barangsiapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu (kebaikan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri". 

Riwayat Muslim (2577), Ahmad(20451)


Maksud Zalim berdasarkan Firman Allah Subhanahuwata'ala, 


 يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي


Maksudnya:"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zalim".


Maknanya ialah: Allah Subhanahuwata'ala melarang diri-Nya berbuat zalim terhadap hamba-hamba-Nya, seperti firman-Nya,


 وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ  


“…Dan Aku tidak menzhalimi hamba-hamba-Ku.” Qaf ayat 29 


Allah Subhanahuwata'ala  berfirman,


 وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ  


…Padahal Allah tidak menghendaki kezaliman terhadap  hamba-hamba-Nya”. Ghafir ayat 31.


Dari sudut bahasa, zalim atau الظُّلْمُ ertinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Disebutkan dalam Lisaanul Arab:


الظُّلْمُ: وَضْع الشيء في غير موضِعه


“Azh zhulmu artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya”


Dari sudut istilah, zalim ertinya melakukan sesuatu yang keluar dari landasan kebenaran, baik kerana kurang atau melebih batas. 


Al Asfahani mengatakan:


هو: (وضع الشيء في غير موضعه المختص به؛ إمَّا بنقصان أو بزيادة؛ وإما بعدول عن وقته أو مكانه) 


“Zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada posisinya yang tepat baginya, baik kerana kurang mahupun kerana adanya tambahan, baik kerana tidak sesuai dari segi waktunya ataupun dari segi tempatnya” (Mufradat Allafzhil Qur’an Al Asfahani 537, dinukil dari Mausu’ah Akhlaq Durarus Saniyyah).


Zalim juga diartikan sebagai perbuatan menggunakan milik orang lain tanpa hak. Al Jurjani mengatakan:


هو عبارة عن التعدِّي عن الحق إلى الباطل وهو الجور. وقيل: هو التصرُّف في ملك الغير، ومجاوزة الحد) 


“Zalim ertinya melampaui landasan kebenaran hingga masuk pada kebatilan, dan ia adalah maksiat. Disebut oleh sebagian ahli bahasa bahwa zalim adalah menggunakan milik orang lain, dan melebihi batas” (At Ta’rifat, 186, dinukil dari Mausu’ah Akhlaq Durarus Saniyyah).


Haramnya berbuat zalim sebagaimana Firman Allah Subhanahuwata'ala ,


 وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا


Maksudnya: "Dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” 


Maksudnya, Allah Subhanahuwata'ala  mengharamkan perbuatan zalim atas hamba-hamba-Nya serta melarang mereka saling menzalimi, kerana kezaliman itu sendiri adalah haram secara mutlak.


Kezaliman terbagi ke dalam dua bahagian:


Pertama: Kezaliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri, dan kezaliman yang paling besar adalah syirik (mempersekutukan Allah Subhanahuwata'ala ), seperti firman-Nya, 


إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ 


Maksudnya:"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” 

Luqman ayat 13


Sebabnya adalah orang musyrik telah menempatkan makhluk pada kedudukan Sang Khaliq (Pencipta), sehingga ia menyembah dan mempertuhankannya. Ini bererti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. 

Sebahagian besar ancaman bagi orang-orang yang zalim dalam al-Qur`ân dimaksudkan untuk orang-orang musyrik, seperti firmankan-Nya,


 وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ


Maksudnya:“…Orang-orang kafir itulah orang yang zalim”. Al-Baqarah ayat 254.


Kemudian yang berikutnya diikuti dengan perbuatan maksiat dengan beragam jenisnya dari perbuatan dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil.


Kedua: Kezaliman seorang hamba terhadap orang lain. 


Ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadith di atas. 


Pada haji Wada’, Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda dalam khutbahnya,


 إِنَّ دِمَاءَكُمْ ، وَأَمْوَالَكُمْ ، وَأَعْرَاضَكُمْ  عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِـيْ شَهْرِكُمْ هَذَا ، فِـيْ بَلَدِكُمْ هَذَا


Maksudnya:“….Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram terhadap kalian seperti keharaman hari kalian ini di bulan kalian ini di negeri kalian ini". Riwayat al-Bukhari (67), Muslim (1679),


Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam juga bersabda,


 إِِنَّ  الظُّلْمَ ظُلُمَـاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


Maksudnya:"Sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat". Riawayat Bukhâri (2447) dan Muslim (2579)


Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,


 «إِنَّ اللهَ لَيُمْلِـي لِلظَّالِـمِ حَتَّى إِذَا  أَخَذَهُ لَـمْ يُفْلِتْهُ » ، ثُمَّ قَرَأَ وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِـمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيْمٌ شَدِيْدٌ» 


Maksudnya:"Sesungguhnya Allah pasti menunda (hukuman) bagi orang zalim. Namun jika Dia telah menyiksanya, Dia tidak meloloskannya. Kemudian Nabi Sallallahu‘alaihiwasallam membaca ayat, ‘Dan begitulah siksa Rabb-mu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih dan sangat berat.’ [Hud ayat 102]”.

Riwayat Bukhari (4686), Muslim ( 2583), at-Tirmizi (3110),


Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam juga bersabda, 


«مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ ِلأَخِيْهِ ؛ فَلْيَتَحَلَّلْ مِنْهَا ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُأْخَذَ ِلأَخِيْهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ ، فَإِنْ لَـمْ يَكُنْ لَهُ  حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيْهِ ، فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ» 


Maksudnya:"Barangsiapa pada dirinya terdapat مَظْلَمَةٌ (harta yang dirampas dengan zalim) milik saudaranya, hendaklah ia memintanya menghalalkannya sekarang ini, kerana di sana (hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham, sebelum amal solehnya diambil darinya lalu diberikan kepada saudaranya itu. Jika ia tidak memiliki amal soleh, maka kesalahan-kesalahan saudaranya itu diambil kemudian dibebankan kepadanya". 

Riwayat Bukhari (2449, 6534).


Perbuatan zalim lazimnya dilakukan oleh orang yang mempunyai kelebihan dan kekuatan berbanding dengan orang yang dizalimi. Ini kerana, fenomena kezaliman tidak akan berlaku sekiranya orang yang hendak dizalimi mempunyai kelebihan atau kekuatan yang sama. Kelebihan atau kekuatan ini boleh diukur dari pelbagai aspek, seperti kekuatan fizikal, kekayaan, kebijaksanaan, kuasa ataupun pengaruh. Manakala orang-orang yang dizalimi adalah dari kalangan mereka yang jahil, lemah, miskin, lurus dan tidak berdaya. Itulah sebabnya orang yang zalim sukar untuk ditewaskan kerana mereka mempunyai berbagai-bagai kemampuan.


Orang yang mempunyai niat jahat, tidak mempunyai timbang rasa dan tidak mempunyai pengetahuan dalam ilmu agama, amat mudah terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang zalim. Mereka tidak akan mengambil endah bahawa perbuatan yang mereka lakukan itu akan menyebabkan kemudaratan terhadap orang lain asal sahaja mereka dapat memastikan kepentingan diri mereka terpelihara, ataupun mendapat keuntungan dengan melakukan perbuatan tersebut. 

Pengedar dadah adalah contoh yang sangat releven dalam perkara ini. Sekiranya pengedar dadah ini memikirkan bahawa perbuatan mereka akan menyebabkan kebinasaan kepada penggunanya yang akhirnya akan merantaikan kerosakan kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, pasti mereka akan menarik diri dari melakukan kegiatan ini. Mereka hanya memikirkan berapa banyak keuntungan yang akan diperolehi dengan pengedaran dadah tersebut.


Selain pengedar dadah, contoh yang boleh diketengahkan di sini ialah pengusaha-pengusaha yang menjalankan aktiviti perusahaan tanpa mendapat kelulusan dari pihak-pihak berkuasa atau berwajib. Kita sering kali dapat melihat rungutan-rungutan penduduk setempat tentang pencemaran alam sekitar disebabkan aktiviti-aktiviti yang tidak mendapat kelulusan. Akibatnya, penduduk yang berada di kawasan tersebut tidak dapat duduk dengan selesa, saliran air menjadi tercemar dan berbahaya, bahan buangan yang tidak diurus menjejaskan kesihatan dan sebagainya.


Berdasarkan kepada dua contoh yang dikemukakan ini, kezaliman sebenarnya boleh berlaku di mana-mana. Ia tidak hanya berlaku di antara pemerintah dengan rakyat yang lazimnya menjadi fokus perbincangan seperti kezaliman Firaun terhadap rakyatnya. Ia juga boleh berlaku dalam hubungan kejiranan, persahabatan, di tempat kerja atau di dalam sesebuah keluarga.


Kezaliman memang lazimnya akan terus berlaku selama mana mereka yang berniat jahat mempunyai kelebihan atau kekuatan yang dinyatakan sebelum ini. Walau bagaimanapun, Islam adalah penawar paling mujarab bagi fenomena ini, bagi mereka yang ingin mengetahui dan beriman.


Apabila kita membincangkan perkara ini menurut perspektif Islam, setiap manusia harus menyedari bahawa sekalipun kezaliman itu menyirat maksud kekuatan atau kehebatan berbanding manusia yang lain, tetapi selagi manusia itu memberi maksud sebagai hamba kepada Allah Subhanahuwata'ala, maka Allah itu jauh lebih Perkasa dan Hebat dari segala makhluk yang ada di muka bumi ini. Atas kehebatan dan keperkasaan inilah, Allah Subhanahuwata'ala. memberi amaran kepada mereka yang suka melakukan kezaliman dengan  firman-Nya,


وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا


Maksudnya:"Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".

Al-Nisa ayat 30


Dan amaran dari Allah Subhanahuwata'ala ini diperkukuhkan lagi dengan sabda Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam yang, 


أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أُنَاسٍ خُصُومَةٌ فَذَكَرَ لِعَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقَالَتْ يَا أَبَا سَلَمَةَ اجْتَنِبْ الْأَرْضَ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ مِنْ الْأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ


Maksudnya:"Bahawa Abu Salamah menceritakan kepadanya bahawa dia pernah bertengkar dengan seseorang lalu diceritakan hal ini kepada 'Aisyah radhiallahu'anha, maka 'Aisyah radhiallahu'anha berkata, "Wahai Abu Salamah hindarkanlah bertengkar dalam urusan tanah kerana Nabi ﷺ pernah bersabda, "Siapa yang pernah berbuat aniaya sejengkal saja (dalam perkara tanah) maka nanti dia akan dibebani (dikalungkan pada lehernya) tanah dari tujuh petala bumi". Riwayat Bukhari(2273)


Allah Subhanahuwata'ala. sebenarnya sangat mengambil perhatian terhadap perbuatan zalim. Ini kerana, sekiranya perbuatan zalim atau penganiayaan tidak dibendung ia akan menyebabkan kerosakan kepada muka bumi ini. Negara yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang zalim (diktator) tidak akan menjadi makmur dan benar-benar bertamadun manakala pentadbiran akan dipenuhi amalan rasuah dan ramailah rakyat yang akan menderita. Sekiranya kezaliman berlaku di dalam sesebuah rumah tangga maka akan semakin besarlah bilangan isteri-isteri yang teraniaya dan anak-anak yang membesar tanpa perhatian yang akhirnya akan menyebabkan kerugian kepada semua pihak termasuk diri sendiri.


Sehubungan dengan hal ini, Allah Subhamahuwata'ala berfirman yang antara lain ; 


إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ



Maksudnya:"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih". Asy-Syura Ayat 42.


إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانْتَصَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا ۗ وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ


Malsudnya:" Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali". Asy-Syu'ara' Ayat 227.


Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam. bersabda yang antara lain ; 


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


Maksudnya:"Dari Abdullah bin Umar dia berkata; Rasulullah ﷺ. bersabda, "Wahai sekalian manusia, jauhilah kezaliman karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat". Riwayat Ahmad(5568), Bukhari(2267),Muslim(4675،4676).


عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْأَمِيرُ رَاعٍ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ


Maksudnya:"Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya". Riwayat Bukhari(4801).


فَقَالَ مَعْقِلٌ إِنِّي..... سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ


Maksudnya:"Ma'qil bin Yasar Al Muzanni berkata.......Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seorang pemimpin yang Allah serahi untuk memimpin rakyatnya, ketika meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan syurga untuknya". Riwayat Muslim(3409)


عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ قَالَ ........قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ أَمِيرِ عَشَرَةٍ إِلَّا يُؤْتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَغْلُولٌ لَا يَفُكُّهُ مِنْ ذَلِكَ الْغُلِّ إِلَّا الْعَدْلُ وَمَا مِنْ رَجُلٍ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَنَسِيَهُ إِلَّا لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ يَلْقَاهُ وَهُوَ أَجْذَمُ


Maksudnya:"Dari Sa'ad bin 'Ubadah, ia berkata; …….. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seseorang yang memimpin sepuluh orang, melainkan akan mendatangi Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan terbelenggu pada hari kiamat, tidak ada yang dapat melepaskannya dari belenggu itu kecuali keadilan (yang ia terapkan saat di dunia). Dan tidaklah seseorang yang mempelajari Al-Qur'an, kemudian melupakannnya, melainkan ia akan bertemu Allah dalam keadaan putus tangannya". Riwayat Ahmad(21426)


Kesimpulannya, perbuatan zalim sebenarnya merupakan perbuatan yang sangat merugikan kepada si pelakunya. Allah Subhanahuwata'ala boleh memberi hukuman ke atas si pelaku tersebut meskipun masih berada di dunia seperti nasib yang menimpa Firaun. Sekalipun dia terlepas semasa berada di dunia, tetapi pembalasan yang sebenar tetap menantinya ketika dia berada di akhirat kelak. Orang-orang yang berlaku zalim akan menerima nasib yang sangat malang kerana kebaikan yang dimilikinya akan berpindah kepada orang-orang dizaliminya. Bahkan, sekiranya dia tidak mempunyai kebaikan, maka keburukan orang-orang yang teraniaya akan terlempar kepadanya dan akan ditanggung olehnya.

No comments:

Post a Comment

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan.

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan. Istiqomah dalam mengerjakan amal soleh merupakan satu sikap yang penting dalam kehidupan se...