Sunday, July 18, 2021

Takut dan Harap pada Allah Yang hanya dengan كُن فَيَكُونُ (Kun Fayakun)

Takut dan Harap pada Allah Yang hanya dengan كُن فَيَكُونُ (Kun Fayakun) 


Kun Fayakun merupakan kalimat yang berbentuk perintah dan larangan. Kalimat tersebut juga menunjukkan kedahsyatan kehendak Allah Subhanahuwata'ala.


Itulah kuasa mutlak Allah yang kita sendiri amat takut jika ia terjadi ke atas kita. Bila manusia hidup dalam kemurkaan Allah, membuat kerosakan di atas muka bumi ini, tiada apa yang paling ditakuti melainkan bila Allah berkata - "Kun Fayakun", maka apa lagi daya kita hendak melawannya?


Renungkanlah. Muhasabah diri semula. Pernah kah kita mencabar hukum hakam Allah? Apakah kita tidak lagi menghormati suruhannya, mana yang halal atau mana yang haram? 


Di dalam al-Quran terdapat beberapa ayat di dalam surah tertentu yang menekankan tentang Kun Fayakun. Ayat yang jelas dalam firman Allah Subhanahuwata'ala ini adalah sebagai peringatan kepada kita agar jangan melakukan sesuatu dengan sembarangan, jangan meragui, jangan bongkak dan jangan tinggi hati, jangan. melakukan perkara kurafat kerana Dia boleh berkehendak apa sahaja, pada masa-Nya dan di mana saja. Maha suci Allah Yang Berkuasa atas segalanya.


Kun Fayakun - Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia mengkhendaki sesuatu. Dia hanya berkata, "Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu." 


إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ. فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ


Maksudnya:"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". Yasin ayat 82-83.


Begitulah jika Allah mengkehendaki, maka akan terjadi segala sesuatu. Seperti juga dengan wabak Corona Virus (COVID-19) yang melanda seluruh dunia khususnya di Malaysia, merupakan salah satu tanda qudrat(kekuasaan) dan iradat Allah.


Maka hendaklah kita yakin akan kekuasaan Allah yang akan menyembuhkan dan mengembalikan keadaan kepada asal, bahkan lebih baik lagi.


Tugas kita adalah memperbanyakkan istighfar memohon ampun kepada-Nya, dan memohon sesungguhnya agar Allah mengasihani kita semua dan menghapuskan wabak ini dengan seberapa segera. Menjadi tanggungjawab kita bersama untuk patuh pada arahan ulil amri (pihak berkuasa) serta mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kesihatan dan kebersihan diri. Ini juga bahagian dari ibadah dan jihad.


Berbaik kepada ayat 82 dari surah Yasin, 

"Urusan Allah Subhanahuwata'ala dalam menciptakan dan menghendaki sesuatu adalah dengan bertitah kepada sesuatu itu, “كن” (jadilah), maka terjadilah seketika itu juga tanpa bergantung kepada sesuatu yang lain”. (Lihat al-Tafsir al-Munir, 23/58).


Allah Subhanahuwata'ala berfirman:


إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ


Maksudnya: “Sesungguhnya keadaan kekuasaanNya apabila Ia menghendaki adanya sesuatu, hanyalah Ia berfirman kepada (hakikat) benda itu: " Jadilah engkau! ". Maka ia terus menjadi”.

Yasin ayat 82.


Ayat yang dibaca ini merupakan isti’arah tamsiliyyah dalam Balagah, iaitu “أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ” di mana dibandingkan kecepatan ta’thir qudratullah dan kejadiannya pada sesuatu makhluk dengan perintah yang ditaati tanpa tawaquf dan tegahan. Jika Dia kehendaki sesuatu sudah pasti akan ada yang terjadi tanpa lambat dan ta’khir. Ini termasuk dalam lata’if al-isti’arah. (Lihat Talkhis al-Bayan fi Majazat al-Quran oleh al-Syarif al-Radhib, 1/192)


Sama ada sesuatu itu langit atau bumi, lalat atau semut, semuanya sama sahaja di hadapan kalimat “kun” (كن), dan semuanya akan terus muncul ke alam al-wujud. Di sana tiada yang mudah dan tiada yang payah, tiada yang dekat dan tiada yang jauh. Sebaik sahaja wujudnya iradat Allah untuk menciptakan sesuatu, sudah cukup untuk mewujudkannya biar pun apa sahaja sesuatu itu. Allah hanya mendekatkan gambaran urusan-urusan penciptaan itu kepada manusia supaya mereka dapat memahaminya dengan ukuran manusia yang terbatas. (Lihat Tafsir fi Zilal al-Quran, 13/395)


Menurut Syeikh Tahir Ibn ‘Asyur, beliau berkat: Kenyataan ini merupakan sehebat-hebat istidlal dan kata pemutus. Demikian itu kerana ia menjelaskan apa yang sebelumnya sebagaimana yang dijelaskan sejumlah natijah daripada dua jumlah qiyas. Maka natijahnya, apabila Allah menghendaki sesuatu, maka tertakluklah kudrat-Nya dengan menjadikannya dengan perintah takwini yang diibaratkan daripada bahasa yang paling pendek iaitu (كن) kun untuk menggambarkan kejadian.


Beliau memahami kata amr dalam maksud keadaan. Menurutnya makna ini lebih tepat dengan konteks keraguan kaum musyrikin atas kuasa Allah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah hancur. Maknanya menurut beliau, “Tiada keadaan bagi Allah saat Dia hendak menciptakan suatu ciptaan, kecuali ketetapan-Nya untuk mencipta sesuatu itu. Potongan ayat di atas melukiskan ketetapan-Nya itu di mana sesuatu yang hendak Dia wujudkan langsung terjadi – melukiskannya – dengan kata (كن) kun. Ini untuk menjelaskan bahawa untuk mewujudkannya, Dia tidak menggunakan tangan, tidak juga alat atau mengolah atau mengadun suatu bahan seperti yang dilakukan oleh pekerja. Ini kerana kaum Musyrikin menyangka bahawa hari Kebangkitan tidak dapat terjadi kerana bahan untuk menjadikannya tidak ada lagi. (Lihat Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir, 11/79)


Allah Subhanahuwata'ala menciptakan langit dan bumi dengan mengucapkan kalimat كُنْ فَيَكُونُ (Kun Fayakun).


وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُنْ فَيَكُونُ ۚ قَوْلُهُ الْحَقُّ ۚ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ ۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ


Maksudnya:"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui". Al-An'am ayat 73.


Selain itu disebutkan pada surah Ali- Imran ayat 59 bahwa Allah menciptakan nabi Adam yang berasal dari tanah. Allah berfirman, "كُنْ فَيَكُونُ (Kun Fayakun) maka jadilah (seorang manusia) jadilah dia.


إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ


Maksudnya:"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia".Ali- Imran ayat 59.


Keajaiban كُنْ فَيَكُونُ (Kun Fayakun) juga dirasakan oleh Maryam ibunda nabi Isa. Pada saat itu, dirinya belum pernah disentuh oleh lelaki manapun, namun kerana kehendak Allah, dirinya mengandung dan melahirkan nabi Isa.


قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ


Maksudnya:"Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.". Ali Imran ayat 47.


Mengimani kepada Qudratullah dan Iradatullah, dengan memahami konsep “كن فيكون”, maka Sunnatullah telah menetapkannya yang dilaksanakan berdasarkan ilmu-Nya.


Allah Subhanahuwata'ala menutup surah Yasin dengan menggarisbawahi hubungan antara semua ciptaan Allah dari yang terbesar hingga yang terkecil, yang merupakan hubungan ketundukan dan kepemilikan. Makanya tepatlah Allah menyebut pada ayat akhirnya:


فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ


Maksudnya: Oleh itu akuilah kesucian Allah (dengan mengucap: Subhaanallah!) - Tuhan yang memiliki dan menguasai tiap-tiap sesuatu, dan kepada-Nyalah kamu semua dikembalikan. Yasin ayat 83.

No comments:

Post a Comment

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan.

Tetap istiqomah walaupun di luar bulan Ramadhan. Istiqomah dalam mengerjakan amal soleh merupakan satu sikap yang penting dalam kehidupan se...