Mahsyar:Di bawa menyaksikan buku amalan bersama Pemandu/Pengiring dan Penyaksi dalam keadaan Bertekuk Lutut.Dan juga zikir حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ.
Ditiupkan sangkakala dengan tiupan yang kedua kalinya. Pertama tiupan hancurnya dunia kedua tiupan kebangkitan. Selanjutnya tibalah hari Kiamat yang mengandung banyak azab bagi orang-orang kafir,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ
Maksudnya:"Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman". Qaf ayat 20.
Tafsir Jalalain menyebutkan: وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ (Dan ditiuplah sangkakala) untuk membangkitkan manusia. ذَٰلِكَ (Itulah) yakni hari peniupan itu يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ (hari terlaksananya ancaman) bagi orang-orang kafir, iaitu mereka akan mengalami siksaan.
Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman-Nya lebih lanjut: وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ (“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.”) pembicaraan tentang peniupan sangkakala, dan tentang peristiwa hari kiamat telah dibahas sebelumnya. Dalam sebuah hadith disebutkan bahawa Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam. bersabda:Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Sallallahu‘alaihiwasallam bersabda,
كَيْفَ أُنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
Maksudnya:"Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel pada sangkakala dan menanti izin bila ia diperintahkan untuk meniup, maka diapun meniup”.
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulallah, apa yang seharusnya kami katakan?” Beliau bersabda:
“فَقَالَ لَهُمْ قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا (Maksudnya:"Katakan: Cukuplah Allah sebagai pelindung kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung)” maka mereka berkata: “حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا (Cukuplah Allah sebagai pelindung kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung)”.Riwayat Tirmidzi dengan sanad hasan..
Juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
كَيْفَ أَنْعَمُ وَقَدِ الْتَقَمَ صَاحِبُ الْقَرْنِ الْقَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ، وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْظُرُ مَتَى يُؤْمَرُ
Maksudnya:"Bagaimana saya boleh bersenang-senang sementara malaikat peniup sangkakala telah meletakkan sangkakala itu di mulutnya, memiringkan dahinya, pendengarannya konsentrasi, selalu siap siaga bilapun dia akan diperintahkan. Riwayat Ahmad (11039), Turmuzi (3551) dan disahihkan Syuaib al-Arnauth).
Imam Bukhari juga ada meriwayatkan,
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ أُرَاهُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي الضُّحَى عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ } قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام حِينَ أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالُوا { إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ }
Maksudnya:"Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] aku melihatnya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr] dari [Abu Hashin] dari [Abu Adl Dluha] dari [Ibnu 'Abbas] حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ adalah ucapan Ibrahim Alaihis Salam ketika di lemparkan ke api. Juga diucapkan oleh Nabi Sallallahu'alaihiwasallam ketika orang-orang kafir berkata; "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ"
Maksudnya:"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". Bukhari (4197)
Barangsiapa yang Allah cukup baginya maka fikirannya tidak tersibukan dengan tipu muslihat(rencana jahat) yang disiapkan oleh para perancang, tidak menggelisahkannya terhadap perkumpulan orang-orang yang selalu menanti-nanti keburukan menimpa kaum muslimin, tidak juga rencana jahat ahli kufur dan orang sesat dan penipu atau orang yang menampakkan perkara yang bertentangan dengan batinnya. Kerananya Allah telah menenangkan Nabi-Nya dan menurunkan firmanNya kepada Nabi :
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ ۚ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ
Maksudnya:"Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, Al-Anfaal ayat 62.
Yazid bin Hakiim pernah berkata :
ماَ هِبْتُ أحداً قط هَيْبَتِي رجلاً ظلمتُه وأنا أعلم أنه لا ناصر له إلا الله، ويقول : حسبي الله، الله بيني وبينك
Maksudnya:"Tidaklah aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada seseorang yang aku menzaliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata, “حسبي الله” (cukuplah Allah penolongku), ia berkata :”الله بيني وبينك/Antara aku dan engkau ada Allah”
“حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ” membuahkan kepercayaan kepada Allah Subhaanahuwata'ala, dan bersandar kepada-Nya, merasa Allah selalu bersamanya dalam setiap waktu dan setiap keadaan.
Jika seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan rezekinya, mata pencariannya, penjagaan dan keperhatinan, pertolongan dan kejayaan, maka ia hanya akan rasa cukup dengan pertolongan Allah dari pertolongan selain-Nya. Rasulullah sallallahu‘alaihiwasallam bersabda :
مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
Maksudnya:"Barangsiapa yang mencari reda Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari reda manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia". Riwayat Tirmizi (2414) dan Ibnu Hibban (276).
“حَسْبي اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ” membuahkan penyerahan seorang hamba dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepada-Nya Subbhaanahuwata'ala, kerana Allah tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia mahupun akhirat. Allah berfirman :
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Maksudnya:"Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. An-Nisaa’ ayat 32.
Ayat yang lengkapnya seperti berikut'
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Maksudnya:"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Kerana) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebahagian dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". An-Nisaa’ ayat 32.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman,
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
Maksudnya:“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya".Az Zumar ayat 36.
وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Maksydnya:“Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu)”. An Nisa’ ayat 6.
Di antara nama Allah adalah ‘الحسيب’. Maksud dari nama tersebut adalah bahawa Allah Maha Mencukupi hamba-Nya dalam urusan dunia dan agamanya yang mereka perlukan. Allahlah yang memudahkan setiap keperluan dan Dialah yang menolak segala yang tidak disukai. Begitu pula maksud nama tersebut adalah Allah menjaga setiap apa yang hamba perbuat, Dialah yang memilih manakah amalan yang rosak, manakah amalan yang baik, lalu Allah yang membalasnya dengan pahala dan siksa.
Sedangkan maksud nama Allah ‘الكافي’ adalah Allah Maha Mencukupi seluruh hamba secara umum mahupun khusus. Mencukupi secara umum maksudnya Allah mencukupi seluruh makhluk, mencukupi, memberi makan dan memberi minum pada mereka. Sedangkan secara khusus, Allah mencukupkan setiap hamba yang bertawakkal, menyandarkan hati pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Maksudnya:“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allâh niscaya Dia akan mencukupkan (segala keperluan)nya” Ath-Thalaq ayat 3
Ertinya: Allah Subhanahuwata'ala akan memberikan kecukupan baginya dalam (segala) urusan agama dan dunianya.
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Allah Subhanahuwata'ala selaku sebagai pencipta. Allah Subhanahuwata'ala berfirman :
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Maksudnya:"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.. Huud ayat 1230.
Allah berfiman :
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا
Maksudnya:"(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. Al-Muzammil ayat 9
Allah juga berfirman :
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا
Maksudnya:"Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku".Al-Isra’ ayat 2.
Ayat yang berikut pula menerangkan bahawa tiap-tiap diri akan datang kepada Tuhannya pada hari Kiamat dengan disertai malaikat pengiring dan malaikat penyaksi atas segala amal perbuatannya ketika hidup di dunia.
وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ
Maksudnya:"Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Qaf ayat 21.
Tafsir Jalalain menyebutkan bahawa: وَجَآءَتۡ (Dan datanglah) pada hari itu كُلُّ نَفۡسٍ (tiap-tiap diri) ke tempat mereka dikumpulkan iaitu padang Mahsyar مَّعَهَا سَآئِقٌ (bersama dengan dia penggiringnya) iaitu malaikat yang menggiringnya ke padang Mahsyar وَشَهِيدٌ (dan pemberi saksi) yang akan memberikan kesaksian tentang semua amal perbuatannya, iaitu tangan dan kakinya serta anggota-anggota tubuhnya yang lain. Kemudian pada saat itu dikatakan kepada orang yang kafir:.
Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan: Firman-Nya: وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٍ مَّعَهَا سَآئِقٌ وَشَهِيدٌ (“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengannya seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi.”) iaitu malaikat yang menggiring ke alam Mahsyar dan malaikat yang memberikan kesaksian amal perbuatannya. Demikianlah lahiriyah ayat di atas. Dan itu pula yang menjadi pilihan Ibnu Jarir.
Pada ayat yang lain pula dikhabarkan bahawa semua umat berlutut di atas lutut mereka menunggu apa yang akan terjadi pada mereka, setiap umat dipanggil menuju kitab catatan amal perbuatan mereka yang ditulis oleh para Malaikat penjaga. Pada hari ini sekelian manusia akan mendapat balasan atas kelakuan mereka di dunia, yang baik mahupun yang buruk. Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata'ala yang berikut,
وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Maksudnya:"Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan". Al-Jathiyah ayat 28
Menurut Tafsir Jalalain: وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ (Dan pada hari itu kamu lihat tiap-tiap umat) tiap-tiap pemeluk suatu agama جَاثِيَةً (berlutut) mereka berdiri pada lututnya, atau mereka membentuk kumpulan. كُلُّ أُمَّةٍ تُدۡعَىٰٓ إِلَىٰ كِتَٰبِهَا (Tiap-tiap umat dipanggil untuk melihat kitabnya) untuk melihat catatan amalnya, lalu dikatakan kepada mereka, ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (“Pada hari ini kalian diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan”) sebagai pembalasannya.
Keadaan ini menunjukkan kerendahan dan rasa malu di hadapan Allah Subhanahuwata'ala. Semua manusia akan duduk berlutut dalam keadaan tangan di atas paha dan menunggu di dalam ketakutan dan kecemasan. Semuanya pula di dalam keadaan berbogel. Iaitu semua dikembalikan kepada keadaan asal kita.
Mereka yang berdosa akan takut untuk melihat kitab amalan mereka. Ini kerana mereka sudah dapat membayangkan apa yang ada dalam kitab itu bukanlah sesuatu yang baik untuk mereka. Maka, mereka akan cuba melarikan diri daripada kitab amalan, tapi semuanya sudah terlambat. Kerana lari dari kemungkaran maksiat adalah sewaktu di dunia bukannya di Mahsyar.
No comments:
Post a Comment